6; Obticeō

20 1 0
                                    

Dipencet bel oleh seorang pemuda berperawakan menggemaskan yang tidak lain dan tidak bukan adalah jongho.

Tak ada yang menyahut, apalagi membukakan pintu. Untungnya ia mengingat password khusus tamu yang diberikan kepada orang-orang terdekat san dan seonghwa.

"hyung, boba with over sugar is here ㅋㅋㅋㅋ" Jongho terkekeh sendiri dengan sebutan yang hwa buat.

Masih tak ada jawaban, rumah megah itu yang bahkan jika dilihat dari isinya semua orang akan setuju bahwa ini tidak pantas disebut rumah melainkan lebih mirip sebuah kastil.

Hanya penampakan luarnya saja seperti rumah pada umumnya dengan ukuran standar tapi dalammya buat siapapun berdecak heran.

"Ya ampun sunyi banget ini rumah, padahal gue sering main kesini tapi masih aja gak biasa gitu rasanya"
grutu jongho dalam hati sambil menyusuri anak tangga yang lebarnya bisa untuk 5-6 dewasa orang berjajar menuju kamar San.

Tapi nihil, San tak ada di kamarnya.
didengarnya suara melodi dari pintu di ujung lorong lantai dua tersebut.

Lorong menuju ice rink bawah tanah dengan tangga yang cukup panjang. Tangga itu menyala di tiap sisinya cukup indah untuk sebuah tangga menuju ruang bawah tanah.

Tidak seperti ruang bawah tanah rumahnya, tapi emang apartemen ada bawah tanah? yang ada basement yang gelap dan menyeramkan pikirnya. Ruangan ini lebih seperti ballroom yang sebagiannya dibuat menjadi ice rink.

Jongho menuruni anak tangga diiringi melodi yang sebelumnya disetel oleh San ditambah suara gesekan es dari sang empunya menambah dinginnya ruangan itu. Tarian milik choi san memang salah satu tarian terindah yang pernah dilihat jongho setelah tarian Seonghwa.

Jongho hanya berdiri menatap temannya itu yang masih terhanyut dalam simphony melodi dan tarian. Sambil sesekali menyeruput kopinya yang sudah mendingin.
.
.
.
"BOBAAAA, sejak kapan kau sampai?"
dalam hitungan sepersekian detik dengan sepatu pisaunya San sudah berada di hadapan Jongho.

"Ganti sepatu mu, temani aku bermain. Aku bosan main sendiri"

"Hyung aku tuh gak bisa.."

San mendudukan Jongho di sofa untuk menggantikan sepatunya dengan sepatu ice skate yang tersedia di lemari.

"ukuranmu masih sama kan ya?"

"eung, sudah hyung biar aku saja yang mengikatnya"

"Kau diam saja, aku akan mengikatkannya agar kau tidak terjatuh lagi seperti yang sebelumnya"

Inilah mengapa pemuda berambut pink itu senang berteman dan bermain dengan jongho. Selain jongho lebih muda darinya, ia merasa kalau dirinya berguna dan capable untuk merawat seseorang terutama jongho sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

"fin!! sini" san mengulurkan tangannya pada jongho untuk memasuki ice rink.

"hyung gak bisa hing~, walaupun aku jago di banyak jenis olahraga tapi untuk ini aku gak bakat sama sekali. Serius wohh!~ yaaaa!!"

"Tuh kan hyung aku baru masuk aja udah mau jatoh"

San hanya terkekeh kecil, masih metitah teman di hadapannya ini.

"satu satu, kan aku pegangin ho"

"ikuti aku, satu-dua, satu-dua"

"Satu dua satu dua uwwaaa~ hyung gak bisa" lagi lagi san harus menarik jongho kepelukan agar pemuda itu tidak terjatuh dan jera.

"Hyung-ahh, uwaaa"

"bisa bisa hoho bisa, uri boba bisa. ahh aku tahu, sepertinya kalau kita bermain ini akan seru"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Quad Loop | AteezWhere stories live. Discover now