4; Espoir

29 3 4
                                    

Terdengar suara seseorang memencet tombol password yang berkali kali salah, membuat Seonghwa bangun dari duduknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terdengar suara seseorang memencet tombol password yang berkali kali salah, membuat Seonghwa bangun dari duduknya. Ia sempat berfikir untuk apa hongjoong datang jam segini?

Seonghwa membukakan pintu dari dalam, tanpa mengecek lagi siapa yang berada di luar sana. Tidak itu San, ia menatap punggung yang dilapisi kemeja hitam itu dari belakang. Pemuda itu tengah duduk di tangga membelakangi pintu. Bahunya yang lebar tertekuk bungkuk seakan berbicara-aku lelah.

Seonghwa yang semulanya berdiri di ambang pintu kini ikut duduk memandangi jalanan depan rumahnya yang bersalju. Lampu taman yang menyalah sepanjang trotoar menghangatkan malam yang kian menurunkan suhu tubuh kedua pemuda itu.

Dilihatnya San makin menundukkan kepala, ingin rasanya untuk mengambil seluruh rasa lelah dan beban pikirannya tapi itu mustahil bukan?.

Seonghwa meraih tangan pemuda disampingnya dan menangkup tangan pucat itu dengan hot pack yang dibawanya. Ya, ia hanya bisa menemaninya, memberinya support dan kebahagiaan dengan material yang ia miliki.

Masa depan San masih panjang, ia pikir tak mungkin juga untuk membuat pemuda itu selalu berada disisinya walaupun secara hukum ia merupakan wali sah dari Choi San semenjak 4 tahun yang lalu dan ia pun bisa menjamin kecukupan akan kehidupan seorang pemuda yang kini sedang termenung bersandar di bahu kanannya.

Di lain kepala, Choi San memikirkan hal yang bertolak belakang dengan seonghwa tapi ia bingung dan tidak tahu bagaimana menyampaikannya. Bagaimana ia bisa menyampaikan apa yang ia pikirkan dan rasakan, sedangkan masih banyak hal yang tidak dapat diterjemahkan di kepalanya.

Keduanya termenung dan melayang dengan pikiran masing masing. Hingga hot pack yang tadinya terasa hangat sekarang sudah mendingin. 

"Sannie, apa semua baik baik saja?" pertanyaan seonghwa memecah keheningan di antara mereka yang hanya dijawab dengan anggukan pemuda di sampingnya. 

"Hyung" wajah San terangkat tersenyum menatap hwa, walaupun ia tak bisa menyembunyikan tatapannya yang lelah dan mengantuk.

"Maaf aku pulang terlambat tadi aku main dengan Jongho dan Hwi-hyung" lajut San.

"It's okay, glad you've came before midnight. You'll catch a cold, yuk kita masuk. Clean up first, I'll prepare dinner for you then." jawab seonghwa menyisir sisi rambut san ke belakang telinga sebelum bangun dari duduknya.

"Eung~ Thank you" bisik San seraya memeluk kaki Seonghwa, San mengulurkan tangannya untuk diraih pemuda yang tengah berdiri di hadapannya yang pastinya langsung dibalas oleh Seonghwa.

Sambil menunggu pemuda itu membersihkan diri, ia menyiapkan makan malam. Kali ini ia menatap frustasi ke arah kulkas yang mulai kosong, persediaan bahan masakan segar yang biasa ia pesan di Asia Market seminggu sekali mulai habis karna ini sudah memasuki akhir pekan. 

Ia mulai membuka buku resepnya. Lebih tepatnya, ia membuka resep resep masakan kesukaan San yang telah terkumpul selama kurang lebih 4 tahun di Ipadnya. Ia membolak balik halaman tiap chapternya tapi tak ada bahan yang pas dengan yg ia miliki saat ini.

Quad Loop | AteezWhere stories live. Discover now