18

1K 200 6
                                    

Malam ini sepasang kekasih yang selalu dimabuk asmara ini duduk bersebelah di teras rumah yang lebih muda, menikmati malam yang cukup sejuk dengan langit malam berhiaskan bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini sepasang kekasih yang selalu dimabuk asmara ini duduk bersebelah di teras rumah yang lebih muda, menikmati malam yang cukup sejuk dengan langit malam berhiaskan bintang. Sesekali tawa pelan mengalun dari bibir keduanya tatkala salah satu dari mereka merayu atau mengakatan kata-kata yang manis.

"Kak Bumi." panggil Langit sambil memainkan jari jemari yang lebih tua manja, membuat korbannya tersenyum tampan sambil mengecup sekilas pelipis yang lebih muda.

"Iya Langit? Kenapa sayang?" jawab Bumi sambil menggenggam tangan Langit yang sejak tadi memaikan jemarinya. Langit tersenyum, menatap Bumi dengan tatapan yang begitu menjadi candu untuk Bumi.

"Kalo misalnya nih ya misalnya, keluarga besar kak Bumi nyuruh kak Bumi buat milih orang lain buat jadi pendamping kak Bumi, kak Bumi bakal pilih siapa diantara semua orang yang pernah dijodohin sama kak Bumi??" tanya Langit aneh yang membuat Bumi menaikkan satu alisnya bertanya, tak paham kenapa tiba-tiba kekasihnya menanyakan hal ini.

"Kenapa memangnya??" tanya balik Bumi tanpa menjawab pertanyaan yang lebih muda. Langit mencebikkan bibirnya, menatap Bumi cukup kesal.

"Udah jawab aja kak Bumi!! Diantara yang pernah dijodohin ke kak Bumi, kak Bumi pilih siapa??" lagi tanya Langit dengan nada kesal disana. Bumi mengehela nafasnya, kadang memang pikiran Langit itu suka aneh-aneh. Bumi mengubah duduknya menghadap Langit, menggenggam tangan yang terasa sama persis dengan tangannya dan tersenyum tampan setelahnya.

"Mau dikasih beribu-ribu pilihanpun didepan Bumi, Bumi tetep akan pilih Langit buat jadi pendamping hidup Bumi. Karena Langit dicipta untuk Bumi begitupun sebaliknya." jawab Bumi tenang yang berhasil membuat Langit tersenyum hingga kedua matanya membentuk bulan sabit dan beringsut masuk kedalam pelukan hangat Bumi, menyembunyikan rona merah pada pipinya yang sudah menjalar ketelinga serta degup jantungnya yang berisik. Sedangkan Bumi hanya tertawa pelan, memeluk Langitnya lebih erat lagi.

Selesai.

Selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gulali. | Markno✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang