[26] ; d & p

366 60 6
                                    


i'm backk <3 ada yang kangen??? HAHA.
harusnya chapter ini di update kemarinn tapi aku lupaa malah asik nonton penthouse😭

lselamat membaca <3

_______________________



















"So, it'll be ready one week later?" tanya Winter setelah diskusi panjang mereka hari itu.

Hana mengangguk, di sertai senyum lebar. "But I'll try to make it quicker. I'll call you guys if it's ready."

Haechan yang sedari tadi memilih memantau di sudut ruangan, bangkit. Ia menghampiri Hana, menatap mata gadis itu. "You look just like Harin but— now I trust that you're not her."

Hana balas menatap Haechan, dengan senyum yang ia paksakan. "I'm not Harin. I don't even know who is she."

Winter menghela nafas. "Well, okay then. I'll pick up the clothes when it's ready. Thankyou once again."

Mereka berdiri, saling tunduk memberi hormat. Kecuali satu orang. Laki-laki yang sedari tadi menatap Hana dengan tatapan tajam.

"Jaemin-ah, come on, let's—"

"Pergilah duluan." Jaemin masih menatap Hana. "I need to talk to her."

🔪

Hana memunggungi Jaemin, menatap ke arah jendela besar yang ada di ruangan itu. Gedung-gedung pencakar langit itu terlihat lebih menarik, ketimbang Jaemin yang sedari tadi masih mempertahankan tatapan tajamnya pada Hana.

Jaemin menghela nafas, sengaja di keraskan dan memperjelas suara nafasnya agar Hana mendengar. Laki-laki itu melangkah ke arah Hana, lalu menarik bahu perempuan itu agar menghadap padanya. Di pandangkan kedua mata itu lama, membuat Hana sedikit risih dan berusaha melepas diri dari Jaemin.

"Sorry, I—"

Kata-kata Hana terputus, tepat saat Jaemin menariknya ke dalam pelukan. Pelukan itu kian mengerat, seiring dengan suara isakan yang Hana dengar dari balik punggungnya.

Jaemin, menangis. Pundak laki-laki itu bergetar, dan pelukannya tak ia lepas sama sekali.

"H-hey— calm down.. what's wrong?" Hana menepuk-nepuk bahu Jaemin, berharap tangis laki-laki itu berhenti.

Tapi rasanya sia-sia. Tangis Jaemin justru semakin kencang dan tak mau berhenti. Hana sampai kewalahan sendiri di buatnya.

"C-can you let me go first, Jaemin-ah?"

Isakan itu berhenti, dan pelukannya mengendor. Jaemin memundurkan tubuhnya, dan menatap Hana dengan mata basahnya. Hana balas menatap Jaemin, sambil tersenyum kecil.

"I don't know what's wrong with you. But stop crying.."

"Harin.."

Hana terdiam.

"You are Harin, right?" Jaemin memegang kedua bahu Hana kuat. "I've been looking for you, hoping I can find you somewhere."

"I—"

"And when I finally meet you, you said you're not Harin?" Jaemin menunduk. "So.. where's Harin.."

"Jaemin.." Hana mengangkat kepala laki-laki itu. "I.. I am Harin.."

"But you are Hana.."

"No, no. I'm Harin. Go Ha Rin. Go Ha Jun's daughter that die months ago," Harin menarik kedua sudut bibirnya. "But miracle comes, and I'm here."

Dangerous & Protect | Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang