STORY 15
Jonathan yang biasa dipanggil Jojo sejak kecil harus hidup dalam identitas palsu sebagai seorang 'anak cowok' karena keadaan yang menekannya. Gadis itu bersembunyi di balik penampilan cogan yang di sukai banyak gadis.
Ia tidak akan pernah...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gue gak habis pikir sama nih univ, jalanan menuju kampusnya aja kudu mendaki beneran. Di saat calon mahasiswa baru yang lain pada di anterin pake mobil mewah, cuma gue doang ini yang jalan nanjak sambil gendong tas ransel gue. Taksi dan angkutan umum lainnya gak dibolehin masuk.
Keringat gue udah bercucuran, malu sih kaga ya, cuma itu loh, capek.
Salah satu mobil berhenti di pinggir jalan, positif thinking gue kira yang punya mobil kasihan terus mau ngajakin bareng.
Gue ikut berhenti dong buat lihat siapa yang ada di dalam mobil, jendela belakang terbuka, ada seorang cowok berambut coklat tua dan beralis tebal lagi menopang dagunya, tangannya bertumpu di jendela mobil yang terbuka full.
Cakep juga sih, baik juga kayaknya. Mungkinkah dia Pangeran bermobil putih yang akan menjemput gue? Haish, kecepatan alurnya.
Kita berdua saling lihat-lihatan, sampai akhirnya dia negur gue.
"Miskin, mau kemana nih?"
Si anjir! Gue kira orang baek, taunya mulutnya gak sinkron sama mukanya. Gak ada adab.
"Mau ngampus di sini juga lu? Jalur beasiswa ya?"
"Lah kok tau? Kalo iya kenapa? Lu mau bayarin uang UKT gue?"
"Bau miskinnya keendus sampai mobil gue."
Dia tersenyum mengusap rambutnya dengan jari. "Gak sih, cuma prihatin aja. Udah pak, lanjut jalan aja, saya udah selesai julidnya." ujarnya ke pak supir yang makin bikin gue gerah hati.
