♀️Dating ♂️

20K 5.8K 2.6K
                                    

🎶One Only-Pamungkas

Yuk absen dulu di sini 💛

Part ini spesial karena...

Baca aja.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup lama gue menangis tanpa bersuara didekapan Lukman, dia juga nggak membuka satu percakapan apapun selain memberikan elusan di pucuk kepala gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup lama gue menangis tanpa bersuara didekapan Lukman, dia juga nggak membuka satu percakapan apapun selain memberikan elusan di pucuk kepala gue.

"Udah nangisnya?" tanya Lukman ketika gue mengangkat wajah yang lusuh karena air mata.

Melihat tarikan tangis gue, Lukman kembali menenggelamkan wajah gue ke dada bidangnya. "Yaudah nangis lagi aja, gue nggak buru-buru mau tidur kok. Nggak perlu cerita sakitnya, nangis aja sepuas lo. Ya?"

Gue mengangguk-nganggukan kepala, tangis gue yang tadi udah mau terhenti sekarang malah kejer lagi. Semua karena ucapan Lukman.

Gue pikir mungkin akan memalukan sebagai seorang cowok menangis di tubuh teman cowok yang lain, tapi pembawaan Lukman sama sekali nggak membuat gue merasakan itu. Setelah tangis gue reda, Lukman membawa gue ke lantai paling atas di asrama, rooftop yang jarang banget didatangi orang apalagi malam-malam gini.

Di tempat ini, kita berdua berdiri bersebelahan, membiarkan angin malam menerpa tubuh kita. Gue menoleh pada Lukman yang kebetulan menoleh juga ke gue, tanpa bersuara, Lukman hanya melempar senyumnya lalu memejamkan matanya, menikmati angin.

"Man."

"Oit?"

Gue mengulas senyum meski Lukman nggak melihat ke gue. "Makasih buat pelukannya, meski masalah gue tetap ada, tapi setidaknya gue merasa lebih baik."

"Sama-sama." Lukman membuka matanya, menengadah ke langit. "Jo," panggilnya.

"Kenapa Man?"

Lukman sama sekali nggak melihat ke gue, dia tetap mendongak ke atas sana, entah apa yang dia lihat atau memang sengaja nggak mau bertatap muka sama gue.

My Handsome Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang