4. Tawaran

848 143 445
                                    

“Dunia ini selalu memiliki pilihan. Tinggal kita harus memilih yang benar mau pilih ini atau pilih itu karena pilihan yang kita pilih nanti yang menentukan jalan hidup kita ke depannya.”

~ Bintang Semesta ~

            Sosok pria duduk di kursi kebesaran, memandangi benda persegi yang dapat dilipat berwarna hitam dengan senyuman menyeringai dan tatapan yang tajam.

           Kamu saat ini bisa menolak, tapi saya punya seribu cara buat mendapatkan sesuatu yang saya inginkan.

          Ia mengeluarkan benda pipih dari saku jasnya, kemudian mengutak-atik benda tersebut,  menghubungi seseorang.

         “Halo! Tolong carikan informasi seorang penulis Wattpad bernama Salwa Haniyah pemilik akun salwapinkbear_23. Segera, ditunggu!”

          Ia kembali mematikan ponsel dan memasukkan ke dalam saku jasnya.

           Tunggu saja nanti, Salwa Haniyah. Setelah saya tahu siapa kamu, saya akan cari cara untuk memaksa kamu.

***

            Melihat sosok wanita berjilbab abu-abu memakai atasan putih dengan bawahan rok kulot plisket berwarna abu-abu duduk nempati tempat makan restorannya, Salwa bergegas menghampiri wanita itu dengan membawa laptop.

           “Assalamualaikum, Aqilla!” sapa Salwa dengan wajah imut dan menggemaskan.

         Wanita itu menoleh. “Waalaikumussalam, Salwa. Udah nyamperin aja!” sahut Aqilla.

             Nama wanita itu adalah Aqilla Hasanah. Wanita berusia dua puluh tiga tahun memiliki kulit putih bersih, hidung mancung, manik mata cokelat terang yang dihiasi bulu mata lentik, dan memiliki lesung pipit. Ia bekerja sebagai karyawan staf di salah satu perusahaan besar properti lokasinya tidak jauh dari restoran Haniyah. Aqilla adalah sahabatnya Salwa sejak sekolah menengah pertama hingga saat ini.

          “Ngapain bawa laptop? Mau temenin makan apa mau nulis, sih?” tanya Aqilla dengan nada kesal. Kebiasaan Salwa menemaninya makan selalu ada laptop di samping makanannya karena Salwa selalu makan siang sambil menulis. Ia heran mengapa sahabatnya bisa menulis sambil makan?

            Salwa menyengir kuda. “Hehe ... makan sambil nulislah, Aqilla cantik!” sahut Salwa dengan senyuman yang manis. Aqilla memutar bola matanya dengan malas. Selalu saja sahabatnya memiliki kebiasaan yang aneh. Padahal menulis bisa dilakukan kapan saja tidak harus selalu saat menemani dia makan.

            “Sal, apakah kemarin dapet teror pinangan lagi?” tanya Aqilla penasaran. Salwa kembali teringat kepada email debat tadi siang itu.

             “Hari ini bahkan aku dapat! Sial banget redaksi yang kali ini maksa banget aku harus mau menerima pinangan terbitnya!” gerutu Salwa kesal. Aqilla mengembuskan napasnya, ia tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya yang satu itu.

             “Apa nama penerbitnya?” tanya Aqilla penasaran.

            “Penerbit Bintang Semesta Pustaka,” jawab Salwa dengan sangat malas.

              Aqilla membulatkan kedua bola matanya dengan sempurna, mendengarnya. Ia tahu penerbit itu termasuk penerbit terbesar dan sukses di Indonesia. Jika ada yang dapat tawaran terbit di sana terjamin bukan main.

Mendadak Marriage [Sudah Terbit 🥰]Where stories live. Discover now