6. Calon Istri

751 124 394
                                    

“Tidak perlu mencarikan jodoh  karena Allah pasti kasih jalan untukku mendapatkan jodohku nanti.”

~ Bintang Semesta ~

             Baru saja melangkah kaki meninggalkan sosok wanita berjilbab di belakangnya, ia kembali menghampiri wanita cantik itu. Melihat pria berjas ungu itu menghampiri dirinya, dahinya berkerut, alis matanya saling menyatu. Batin hatinya bertanya-tanya.

            Kenapa lagi? Adakah yang ketinggalan?

         “Salwa,” panggilnya dengan suara berat yang mampu membuat Salwa merasakan detak jantung yang begitu kencang.

       “I-iya, Mas? Kenapa balik lagi?” tanyanya dengan tangan yang sudah gemetaran.

          “Saya mau minta nomor telepon Anda. Karena saya membutuhkan komunikasi dengan Anda mulai saat ini,” jawab Bintang. Kemudian, ia menyodorkan benda pipih berwarna putih di depan wanita berjilbab itu. Salwa meraihnya dengan tangan yang gemetar. Ia mulai mengetikkan nomor teleponnya di kontak pria itu.

            Salwa menyodorkan benda pipih ke tangan kekar pria itu. “Ini ponsel milikmu, Mas. Saya sudah tuliskan nomornya. Namun, saya berharap Mas Bintang tidak menghubungi saya di saat saya sedang sibuk,” peringat Salwa, diangguki oleh Bintang. Pria itu memasukkan kembali benda pipih ke dalam saku jasnya. Ia tersenyum tipis, menatap Salwa.

            “Terima kasih, Salwa. Saya pasti tidak akan mengganggu Anda di saat Anda sibuk. Ya, sudah saya harus pergi. Jangan rindu,” ucapnya, membuat rona merah di pipi Salwa muncul begitu saja tanpa permisi. Ia segera menggelengkan kepalanya dengan cepat.

             “Saya nggak rindu! Jangan kepedean!” sarkas Salwa dengan tajam, membuat Bintang terkeke, melihat ekspresi tajamnya Salwa.

            “Jangan gengsi sama calon suami.” Bintang melambaikan tangannya, kemudian melenggang pergi, meninggalkan Salwa. Wanita berjilbab itu masih mematung, menatap punggung Bintang yang makin jauh, makin samar di pandangan. Salwa merasakan getaran, detakan, dan tiba-tiba saja bibirnya melengkung dengan sempurna.  

           Lucu sekali dia.

         Salwa bergegas melenggang masuk ke dalam restorannya karena ia harus mengerjakan pekerjaannya.

***

 
             Beberapa amplop cokelat tertata rapi di atas meja kerja yang terbuat dari kaca. Amplop tersebut sudah tertera dengan label yang sudah dituliskan nama-nama penerima amplop tersebut.

            “Ini resi gaji beberapa waiters yang menerima gaji hari ini. Itu sudah sesuai dengan hitungan yang saya perhitungkan dengan kamu beberapa hari yang lalu. Nanti kamu berikan kepada mereka,” jelas Salwa langsung diambil oleh manajer keuangannya yaitu Sabella.

         “Kalau begitu saya permisi, Mbak. Nanti akan saya berikan gaji mereka,” pamit Sabella, kemudian melangkahkan kaki jenjangnya, meninggalkan ruangan Salwa.

         Tiba-tiba, sebuah benda pipih bergetar membuat pandangan Salwa yang tadinya menatap laptop, beralih menatap benda pipih yang tergeletak di samping laptop. Ia mengernyitkan dahinya, terpampang nomor asing masuk ke dalam notifikasi chat WhatsApp.

 
+628xxxxx

Assalamu’alaikum.

Salwa, ini saya Bintang Semesta.

Mendadak Marriage [Sudah Terbit 🥰]Where stories live. Discover now