Part 32 - Begadang di RS

19.4K 1.6K 103
                                        

Ahai! Ciye pada nungguin ya! Angkat tangan dulu yang nungguin sini! 🙌

Semoga sehat selalu ya! Okei, maap banget aku blm bisa ngasi double update, karena aku lagi persiapan penelitian dan ada beberapa projek lain yang aku kerjain. Jadi, mon maap bgt blm bisa ngasih double update. Tapi aku bakal usahain bisa rajin update demi kalian.

Karena aku bukan berlatar belakang kedokteran, jadi maap ya kalau ada salah di dalam dunia kedokteran pada part ini.

Yang like and comment aku doain pahalanya banyak 😉

Happy Reading, all!

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Althaf memberhentikan mobilnya di depan A'Gardenia Residence. Keningnya berkerut sambil sesekali mencocokkan dengan hasil share location yang dikirim oleh Nasha. Memang benar. Althaf kembali menjalankan mobilnya pelan dan memarkirkannya di basement. Dari kejauhan, Althaf melihat sebuah mobil hitam yang sangat familiar dalam pandangan Althaf. Ia menajamkan pandangannya, tetapi sebelum Althaf berhasil membaca plat nomernya, mobil itu sudah berbelok untuk parkir.

"Ini apartemen siapa?" tanya Arsen sembari melepas seatbelt begitu Althaf menghentikan mobil. Tanpa sadar, wajah Arsen ikut tegang mengikuti wajah serius Althaf.

"Nazifa," gumam Althaf singkat. Arsen menatapnya bingung. Siapa Nazifa? Arsen memilih diam, tidak menyuarakan kebingungannya.

Althaf dan Arsen keluar dari mobil, menuju ke pintu masuk apartemen. Langkah Althaf terhenti begitu ia melihat orang yang keluar dari mobil hitam yang tadi gagal ia amati. Tepat sekali. Sesuai dugaannya. Dia Asyraf.

"Raf," teriak Althaf, membuat pemilik nama itu menoleh. Asyraf melepas kaca mata hitamnya, menatap Althaf bingung kenapa saudaranya itu bisa berada di apartemennya.

"Gue minta bantuan lo," ujar Althaf cepat. "Lihat database penghuni apartemen, cari nama Nazifa dan kode password-nya."

"Buat apa?" tanya Asyraf sembari mengeluarkan ponsel dari saku kemejanya.

"Nanti gue jelasin! Gue butuh info itu sekarang." Althaf tak bisa menyembunyikan nada cemas yang ada di suaranya. Kini Arsen bagaikan nyamuk di antara mereka berdua. Hari ini, Arsen baru mengetahui saudara kembar Althaf. Sebelumnya, ia hanya mengetahui namanya saja dari Althaf. Tidak pernah bertemu langsung.

"Ayo,"

Mendengar nada suara Althaf yang berbeda dari biasanya, membuat Asyraf tahu bahwa ini bukan masalah biasa. Asyraf tahu betul bagaimana Althaf. Asyraf melangkah cepat, diikuti oleh Althaf dibelakangnya. Pegawai resepsionis menyapa dengan senyuman sopan begitu mereka bertiga memasuki lobi gedung. Membalas dengan singkat, Asyraf melangkah menuju lift. Memencet angka 5, dan pintu lift kembali tertutup.

"Ini ruangannya?" Asyraf mengangguk. Althaf sempat ragu untuk membuka pintu apartemen itu. Ketika suara ketakutan Nasha kembali terlintas di benaknya, Althaf nekat membuka pintu dan telinganya menangkap suara kegaduhan yang berasal dari dalam.

Ketiga lelaki itu mempercepat langkahnya mendatangi sumber suara. Althaf terkejut begitu melihat keadaan ruang tamu yang terlihat berantakan. Lebih terkejut lagi ketika melihat Nasha yang dudu bersimpuh di dekat Azel sembari memegang kaki Kiki erat yang terlihat untuk mendekati Nazifa. Sedangkan Nazifa meringkuk di ujung dinding sembari memangku kepala Azel yang tergeletak pingsan.

"Althaf!" Jerit Nasha lalu melepaskan kaki Kiki dari pelukannya. 

Arsen tidak membutuhkan waktu lama untuk paham apa yang terjadi. Lelaki itu masih ingat betul siapa ketiga perempuan ini. Perempuan yang sama pada saat datang di ujian Althaf tempo hari. Seakan mengerti apa yang harus dilakukan, Arsen segera berlari memegang Kiki yang sudah terlepas dari pegangan Nasha. Arsen menyatukan kedua tangan Kiki di belakang, lalu menyeretnya keluar apartemen.

UnpredictableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang