40. Kejadian Tak Terduga.

2.5K 338 29
                                    

Kini Lucas masih mencari titik pusat keberadaan sihir hitam itu. Ia mencari kesana kemari dengan bantuan sinar bulan. Langit malam pun tidak menjadi hambatan untuk dirinya yang masih terus mencari keberadaan tikus pengganggu itu.

Kini Lucas telah berdiri di halaman belakang Istana Topaz. Mata merahnya masih fokus mencari keberadaan tikus pengganggu itu.

"Aku tahu kau ada disana. Jadi keluarlah!" Kata Lucas dengan menatap datar kearah batang pohon kayu yang besar.

Lalu keluarlah seseorang dari balik pohon itu. Rambut hitamnya yang berkibar karena hembusan angin. Mata hitamnya yang berkilat menatap Lucas penuh remeh.

"Tuan Lucas. Setelah sekian lama akhirnya kita bertemu lagi ya?" Katanya dengan seringaian seram dibibirnya.

Lucas menatap datar kearah orang yang dianggapnya manusia gagal.

"Tak kusangka orang yang sudah menyatu dengan tanah selama ratusan tahun, pada akhirnya bangkit dan mengacaukan keluarga sendiri? Ckck dasar orang bodoh!!" Kata Lucas berdecak kesal.

Anastasius atau lebih tepatnya Aerternitas yang sudah mengambil alih tubuh Anastasius. Tubuh dari anak keturunannya sendiri yang ia manfaatkan hanya untuk membalas dendam karena obsesi semata. Dia mengepalkan tangannya kuat setelah mendengar kata-kata Lucas yang seperti hinaan untuknya.

"Guru jangan pernah meremehkanku! Aku! Anak murid yang kau buang dulu, sekarang sudah jauh lebih hebat darimu." Kata Aerternitas penuh percaya diri.

Lucas yang mendengar itu ia hanya menatap dan tersenyum remeh kearahnya. Lucas menggelengkan kepalanya pelan. Dia berpikir kenapa masih ada saja orang bodoh yang penuh dengan percaya diri seperti dirinya? Lucas lagi-lagi dibuat terkekeh atas pernyataan konyol itu.

"Bagaimana bisa seorang arwah akan mengalahkanku heh?! Apalagi kau menggunakan tubuh orang lemah seperti dirimu dulu?! Ckck benar-benar cerminan diri." Kata Lucas yang benar-benar meremehkan Aerternitas.

Aerternitas tersentak setelah mendengar perkataan orang yang ia kagumi sampai ia merasa terobsesi dan ingin memilikinya itu. Ia menggeram marah. Kenapa sampai sekarang Lucas tidak ingin mengakui kehebatannya? Padahal selama ini ia selalu berusaha mati-matian untuk belajar sihir. Bahkan ia sampai dengan berani mempelajari sihir hitam sampai tingkat tinggi hanya untuk menarik perhatian Lucas.

Tapi kenapa? Kenapa sampai sekarang Lucas tidak ingin mengakui kehebatannya dan mengangkat dirinya sebagai muridnya? Padahal yang dia inginkan hanyalah belajar dengan orang hebat seperti Lucas dan memperkenalkan sihir hitam ini pada seluruh dunia!

Tapi kenapa Lucas selalu menolaknya? Dan bahkan Lucas sampai dengan beraninya mencampakkan dirinya? Lucas bahkan lebih memilih Pangeran dan Putri Obelia itu. Yang jika dibandingkan dengan kekuatan sihir milik dirinya yang tidak ada apa-apanya itu.

Aerternitas hanya tersenyum kecut kala menyadari kenyataan pahit itu. Tapi senyum itu berubah menjadi senyum seringaian kejam. Dan ia menatap Lucas dengan mata berkilat marah.

"Kalau begitu. Terimalah serangan dari orang lemah seperti diriku ini!!" Kata Aerternitas dengan mengepalkan kedua tangannya.

Aerternitas merapalkan mantra sihir untuk mengaktifkan lingkaran sihir penyerap mana yang telah ia siapkan selama ia tinggal di Istana Shapire belakangan ini. Ia bisa tinggal diIstana itupun berkat bantuan dari Roger Alphaeus.

Tiba-tiba tanah yang dipijak oleh Lucas mengeluarkan lingkaran sihir besar berwarna ungu kehitaman. Rantai yang tiba-tiba muncul dan langsung menjerat kedua kaki Lucas dan seluruh tubuhnya.

Lucas tidak menghindar justru ia menerima serangan itu dengan santai. Lucas tidak mengetahui bahwa lingkaran sihir itu bisa menyerap seluruh mana kekuatan yang ia miliki.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Where stories live. Discover now