49. Tamu Abigail.

2K 313 33
                                    

Hai akhirnya aku Up😁

Makasih buat yang kemarin sempet nanyain kapan Up-nya.

Jujur aku lupa dengan book ini, gara-gara terlalu fokus mikir alur cerita dibook sebelah.

Langsung aja baca Ceritanya..!

Selamat Membaca..!

------------------------------------------------------------------------

Beberapa hari pun berlalu. Keadaan Istana pun masih berjalan biasa saja. Claude yang masih bobo cantik, Abigail dan Athanasia yang sibuk mengurus kerajaan, serta Lucas dan Lios yang juga turut membantu dua bersaudara untuk menjaga Ayah mereka.

Dua hari yang lalu sudah dilaksanakan rapat untuk membahas tentang 'perwakilan Raja' bersama dengan beberapa para pejabat tinggi Obelia. Dan mereka semua memutuskan Abigail menjadi perwakilan Raja tersebut.

Terlebih Abigail adalah Putra Mahkota atau calon penerus takhta selanjutnya. Jadi para pejabat tinggi itu memilih, menyetujui dan meresmikan bahwa Abigail yang menjadi perwakilan Raja tersebut.

Ada juga diantara mereka yang mengusulkan untuk segera mengangkat Abigail menjadi Raja selanjutnya. Mengingat usia Abigail yang sebentar lagi akan menginjak 17 tahun, lebih tepatnya satu bulan lagi.

Tapi Abigail menolak dan lagi ada satu bangsawan yang juga ikut menolak usulan tersebut. Ya kalian tahu sendirilah siapa orangnya.

Kini di dalam sebuah kamar dengan nuansa hitam dan emas. Terlihat Abigail yang sedang sibuk berkutik dengan beberapa surat dokumen penting dan lainnya. Disamping kanannya terlihat Claude yang masih terbaring dengan santai tanpa ada niatan untuk membantu Putranya sama sekali.

"Huhhh dasar Claude. Kapan kau bangun?" Gumam Abigail sambil melirik sebentar kearah Ayahnya.

Tak berapa lama Abigail kembali lanjut pada kesibukannya sendiri. Hingga tiba dimana pintu kamar Claude terbuka dan menampakan sosok Adik perempuannya, Athanasia.

Athanasia masuk dengan beberapa lembar laporan hari ini yang akan diberikan pada Abigail. Dia berjalan mendekati Kakaknya, yang sepertinya tidak sadar akan kedatangannya.

Brukk..!

Athanasia menghempaskan tubuhnya disamping tubuh Abigail. Duduk disandaran lengan kursi dengan tangan yang mengulurkan sebuah kertas laporan dihadapan wajah Abigail.

"Laporan dari tim suksesmu." Kata Athanasia.

Abigail meraih kertas itu, kemudian membacanya secara perlahan dan teliti. Ini laporan dari tim sukses yang dibentuk oleh Abigail untuk mencari keberadaan Anastasius yang berstatus buronan Istana.

'Hahh mereka belum berhasil menemukannya?' Pikir Abigail menghela napas.

"Apa isinya?" Kata Athanasia penasaran.

Abigail hanya menghela napas, kemudian menyerahkan kembali kertas itu kepada Athanasia untuk melihat dan membacanya sendiri.

"Raja terdahulu belum ditemukan? Tapi disini mereka menuliskan masih ada satu tempat yang belum mereka selidiki. Yaitu di desa Titz."

"Eh tunggu! Titz? Emang ada desa seperti itu di Obelia? Kok aku baru dengar ya?" Lanjut Athanasia sambil menatap Abigail.

Abigail hanya meraup kasar wajah lelahnya sendiri. Bagaimana bisa Athanasia tidak mengatuhi keberadaan desa itu? Mungkin ini akibat dari kebanyakan makan cokelat berlebihan, Athanasia jadi bebal seperti ini. Kemudian Abigail merebut kembali kertas laporan itu dari tangan Athanasia.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Where stories live. Discover now