43. Keputusan Akhir.

2.6K 363 38
                                    

Athanasia menatap malas kearah orang-orang yang sedang berdebat. Athanasia juga tahu bahwa orang-orang yang ada dihadapannya ini adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi.

Tapi Athanasia tidak mengerti kemana perginya pendidikan mereka, hingga sekarang mereka meributkan hal konyol.

Bisa-bisanya mereka meributkan soal bahwa 'Jennete adalah putri kaisar Claude yang hilang dan telah ditemukan atau Jennete bisa dinyatakan sebagai putri kaisar Claude kalau Claude sudah memberi konfirmasi kebenarannya'.

Athanasia benar-benar pening sekarang. Bahkan dirinya sekarang sedang menekan pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa peningnya.

Abigail yang duduk disebalahnya pun terlihat seperti gunung api yang siap menyemburkan lavanya kapan saja.

'Hahh aku ingin cepat-cepat menyelesaikan rapat sialan ini.' Pikir Athanasia menghela napas.

"Athanasia apa perlu aku melenyapkan orang-orang bodoh itu semua?" Kata Lucas pelan yang masih berdiri dibelakang kursi Athanasia.

Athanasia berdecak kesal pada penyihir satu ini. Bagaimana bisa disaat situasi seperti ini yang ada dipikiran bocah itu hanya soal membunuh saja?

'Tidak. Aku tidak mau memulai awal politiku dengan bersimbah darah. Bisa-bisa aku dicap sebagai putri tirani nanti.' Pikir Athanasia mendengus kesal.

"Jangan Lucas. Lebih baik kau diam saja." Kata Athanasia.

Lucas hanya mendengus kesal dan kembali pada posisi semula. Posisi berdiri dengan wajah acuh tak acuhnya.

Para tamu rapat pun masih berdebat.

"Saya tidak percaya bahwa Nona Magrhita itu adalah Putri kaisar Claude!"

"Kenapa kau tidak mempercayainya? Buktinya sudah jelas didepan mata. Bahkan Tuan Duke Alphaeus lah yang telah merawat Nona Jennete."

Abigail menatap malas kepada orang-orang pendukung Alphaeus. Bahwa ternyata dugaannya benar, ada maksud terselubung dibalik diadakan acara rapat kali ini.

'Mau sampai kapan mereka meributkan hal konyol ini? Tapi bagus sih topik mengenai Ayah yang sakit jadi teralihkan. Tapi tetap saja menyebalkan!!' Pikir Abigail.

"Yang dikatakan oleh Viscount Kanza itu benar Duches Irene. Saya telah merawat anak dari sepupu jauh saya yang adalah kakak dari mantan tunangan Yang Mulia kaisar, Penelope Judith. Jadi kemungkinan bahwa Jennete adalah benar-benar putri Kaisar." Kata Duke Alphaeus.

"Duke Roger Alphaeus sudah kubilang jaga mulut busukmu!!" Kata Abigail menatap tajam Roger Alphaeus.

Duke Alphaeus bungkam setelah mendapat peringatan seperti itu. Bahkan keringat dingin pun sudah mengucur diseluruh tubuhnya.

Memang sulit bagi Abigail untuk menyakinkan mereka semua. Bila Ayahnya tidak pernah berhubungan badan dengan Penelope judith. Ditambah Claude dulu pernah terjun ke dalam dunia pelacuran. Sulit sekali bagi mereka untuk mempercayai jika Claude sama sekali tidak pernah menyentuh penelope.

Perdebatan pun masih berlanjut.

"Selama Yang Mulia belum pulih dan belum membuktikan tentang kebenaran asli nona Jennete. Saya tidak akan percaya omong kosong yang dilontarkan dari pihak penyihir!"

"Iya saya setuju akan ucapannya! Bisa-bisanya kau tidak begitu ingin mempercayai ucapannya?! Bukti sudah jelas yaitu mata permata milik Nona Jennete!"

Kepala Athanasia semakin berdenyut sakit. Mendengar keributan konyol dan bodoh dari pihak pendukung Roger Alphaeus yang tetap keukeh tidak ingin mempercayai hasil tes sihir kecocokan mana yang dilakukan oleh ketua menara sihir.

Older Brother for Athanasia [Fanfic WMMAP]Where stories live. Discover now