The old memory recalling time

1 0 0
                                    

Seoul, 4 Agustus 2021

06:00 KST

Hari ini adalah hari kedua aku dan keluargaku menjalani work from home atau lebih dikenal dengan istilah bekerja dari rumah. Hal ini dilakukan agar aku bisa tenang sedikit untuk menjalani masa pemulihan kesehatan terlebih dahulu dan juga mengontrol semua emosi yang aku alami selama ini, dan juga sekaligus memulihkan aku dari hal-hal yang betul-betul menguras tenaga karena itu adalah trauma yang aku benar-benar alami selama ini.

"Vi. Bangun, Vi."

"Iya. . ."

"Gean bantu buka komputernya ya, sama Junghan nanti bawain sarapan. Nessa lagi bantuin Junghan buatin sarapannya Via."

"Ndeee~"

"Nah, Via sekarang bangun ya."

"Okee~~"

"Pelan-pelan jalannya, Vi. Sini, Gean bantuin."

"Ndeee~~"

Aku pun berjalan dengan pelan, dibantu oleh Geandra, menuju ke kamar mandi untuk bersih-bersih, dan aku berusaha untuk berpegangan di sekitar kamar mandi agar tidak jatuh, dan mulai bersih-bersih lagi. Setelah itu, Junghan Oppa masuk ke kamar dengan Nessa, membawa sarapanku. Karena ini demi menghindari keramaian di rumah dan menghindari insiden aku yang jatuh lagi, maka aku di-ijinin oleh ayah dan ibu buat makan di kamar tidur sendiri, akan tetapi dalam keadaan pintu dan jendela kamar harus dibuka untuk mendapatkan udara segar dari dalam dan luar rumah sendiri.

"Vi. . . Udah mandi?"

"Lagi mandi ndee~ sebentar lagi selesai~"

"Oke, jangan lupa sikat gigi ya."

"Okee~~"

Aku pun masih di kamar mandi dan Geandra sibuk membantu Junghan dan Nessa, mereka sedang membereskan kamar tidur kami dan menyiapkan meja kerja yang cukup besar, nah, dikarenakan jika melakukan pekerjaan di tempat tidur saja itu sama sekali tidak sopan dan tidak profesional sama sekali maka lebih bagus harus di meja kerja, tapi kalau sudah santai gapapa bisa santai-santai di tempat tidur saja hahahaha~

Flashback

Kembali ke masa kecilku yang masih muda dengan beberapa kerabatku yang lain, sebelum kedua orangtua aku yang unknown atau istilahnya tidak diketahui, menghembuskan napas terakhir mereka setelah tertembak oleh sekelompok penjahat yang tidak dikenal.

"Love is stronger, without love, you're not stronger"

"Livia, anak-anakku semua, ingatlah kata-kata ini, maka kalian akan selamat. Ingatlah kedua orangtuamu yang baru akan selalu mendampingi kalian semua, dan banyak orang akan mendampingi kalian dalam perjalanan hidup kalian yang hendak kalian jalani nak. Mama dan Papa yakin, kalian bisa mewujudkan cita-cita kalian sebagai seorang penyihir, pemburu, dan banyak lagi. Mama dan Papa yakin, kedua orangtua Livia dan anak-anakku, bisa beradaptasi. Mereka yang akan membantu kalian dalam mewujudkan cita-cita kalian, dan mereka bisa menjaga Livia dan anak-anakku."

"Ingatlah anak-anakku semua, Livia, kalian tidak boleh putus asa dan tidak boleh satu orang yang meninggalkan Livia. Livia adalah saudara kalian yang tidak bisa di-tinggal, papa dan mama tidak mau ada yang menyakiti Livia lagi. Livia, jaga dirimu baik-baik nak. Anak-anakku tolong kerjasama dan persaudaraan kalian harus lebih kuat, lindungi Livia, lindungi satu sama lain. Junghan, Nessa, Geandra, semua, Papa sama Mama titip Livia dan saudara-saudaramu yang lain di kalian ya. Intinya, kuat semua dalam kerjasama dan persaudaraan kalian harus kuat."

"Ndee~ Eomma, Appa!"

Junghan, Geandra, dan Nessa menginstruksikan yang lain untuk segera ke mobil mereka dan menunggu aku, Junghan, Geandra dan Nessa.

Changed 2nd SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang