52

5.4K 548 33
                                    

Minggu pagi ini Aldebaran terbangun dari tidurnya dengan kepala Andin di atas dadanya yang telanjang. Al memeluk Andin dan berniat melanjutkan tidurnya setelah melihat Andin masih terlelap yang ternyata pelukan Al malah mengusik tidur Andin.

"Mhh, mas.. Udah bangun?" Andin mendongakan kepalanya untuk menatap Al dengan mata yang masih terbuka tidak sampai satu senti.

"He'em, mau lanjut tidur atau kita mau jalan-jalan Ndin?" Al memberi tawaran pada Andin, sambil tangannya tidak berhenti mengusap kepala istrinya itu.

"Jalan-jalan ke mana ya mas?" Andin sudah membuka matanya sempurna sambil tetap menatap suaminya.

"Belanja mungkin? Beli baju, tas, sepatu, make up? Mau?"

Andin menggelengkan kepalanya sambil berpikir.

"Terus maunya ke mana?"

tringg.. tringg.. tringg..

Handphone Al berdering, membuat Andin memindahkan kepalanya ke bantal agar Al bisa bergerak meraih handphonenya.

"Siapa? Michelle?" Tanya Andin seperti sudah biasa.

"Kok Michelle?" Al memasang wajah kesal karena Andin menyebut nama seseorang yang membuat rumah tangganya hampir hancur.
"Alarm, ulang tahun mama hari ini." Karena masalah mereka belakangan ini, Al jadi tidak mengingat ulang tahun Rossa dari jauh-jauh hari.

"Mama ulang tahun?" Andin duduk dengan antusias.

"Iya" Al tersenyum mengingat mamanya yang sangat ia cintai itu.

"Kita cari kado buat mama kalo gitu, mas." Andin terlihat sangat bersemangat.

"Ya udah, kamu mandi sana, nanti baru saya. Saya mau cari referensi kasih mama kado apa." Al mulai membuka salah satu aplikasi pencarian untuk melihat-lihat apa yang akan ia berikan pada Rossa di ulang tahunnya kali ini.

Andin turun dari tempat tidur dan kemudian menghilang di balik pintu kamar mandi.

20 menit berikutnya, Andin sudah keluar dari kamar mandi dengan bathrobe putih di tubuhnya dan handuk warna sama membungkus rambutnya.

"Sana mandi, udah dapet belum mau kasih mama kado apa?" Andin berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaiannya.

Al meletakan handphonenya dan berjalan ke kamar mandi tapi sebelumnya ia mampir sebentar untuk mencium pipi Andin.

Setelah menggunakan pakaiannya, Andin menyiapkan pakaian untuk suaminya dan meletakkannya di kursi panjang depan tempat tidur. Lalu Andin duduk di depan meja riasnya untuk menggunakan skincare dan mengeringkan rambutnya.

Andin telah selesai dengan rambutnya dan bertepatan dengan Aldebaran yang selesai mengenakan pakaiannya.

"Mas, sini." Panggil Andin sambil masih duduk di posisinya. Al menurut untuk menghampirinya.

"Kenapa?"

"Duduk sini, aku keringin rambutnya." Andin berdiri dan mendorong tubuh Al agar duduk di tempatnya tadi.

Dengan telaten Andin mengeringkan rambut suaminya dengan hairdryer yang digunakannya tadi. Al tersenyum menatap Andin yang terlihat serius seperti hair do profesional dari pantulan cermin di depannya.

"Udah, selesai." Andin langsung maju untuk meletakan hairdryernya di atas meja. Tidak menyadari kalau dari tadi ada yang memperhatikannya sambil tersenyum.

Al menarik Andin hingga terduduk di pangkuannya.

"Eh, kenapa mas?" Tanya Andin terkejut.

"Makasih ya" Al tersenyum menatap istrinya yang dibalas senyuman manis juga.

Aldebaran & Andin (Married Life)Where stories live. Discover now