Prolog

14.2K 827 57
                                    

Coba ceritain dong, kalian bisa nemuin cerita ini?

Coba ceritain dong, kalian bisa nemuin cerita ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Derap langkah yang tergesa membuat seorang wanita yang sedang fokus mengerjakan pekerjaannya melirik sekilas, kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali. Namun, tak bertahan lama saat dia mengingat sesuatu, refleks berdiri lalu tersenyum ramah.

"Selamat siang, Bu Aziza!" sapanya pada wanita yang tetap modis diusianya yang sudah kepala tiga.

"Siang Isna," balasnya dengan senyum manis. "Suami saya ada di dalam, kan?"

"Ada Bu, eh-" Isna menggeleng dengan panik. "Saat ini Pak Prabu sedang meeting di luar kantor, Bu," ralatnya mencoba bersikap tenang.

"Saya curiga." Aziza menatap Isna penuh selidik membuatnya menunduk takut.

Tanpa menyia-nyiakan waktu, ia segera berlari menuju ruangan suaminya. Isna yang melihat itu pun ikut berlari untuk mencegah istri dari bos-nya itu.

"Aduh, Bu ... Bapak tidak ada di ruangannya. Lebih baik ibu pulang saja."

Aziza tak memperdulikan Isna, lalu membuka pintu dengan pelan seraya menatap wanita di sampingnya dengan tajam. "Saya mau nunggu suami saya di ruangannya. Kenapa ngga boleh?"

"Bu-kan seperti itu, Bu. Tapi-" ucapan Isna terhenti saat pemandangan tak senonoh terlihat setelah Aziza membuka pintu.

"Mas?" lirih Aziza tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. "Ma-ksudnya apa? Kalian ngapain?"tanyanya beruntun melihat pemandangan sahabatnya duduk di pangkuan suaminya.

"Wah, waktu yang pas sekali akhirnya kamu datang juga." Tanpa tahu malu wanita itu mengecup pipi lelaki itu sekilas, lalu bangkit dari duduknya. "Mas Prabu sekarang harus pilih salah satu diantara kita. Aku atau Aziza?"

"Mas?" Mata Aziza berkaca-kaca, masih tak percaya dengan apa yang dialaminya saat ini. Dia diselingkuhi dengan sahabatnya sendiri? Yang benar saja.

Kumenangis membayangkan~

Pip~

Seorang gadis cantik yang sedari tadi fokus dengan adegan layar di depannya, lantas menoleh dengan cepat saat layar itu berubah menjadi gelap. Matanya membola lalu melempar bantal sofa dengan kesal ke sumber biang masalah yang berani mematikan televisi.

"MAS APA-APAAN SIH?!" sewotnya tak terima.

"Tidur!" titah lelaki itu tegas menatap lawan bicaranya datar.

"Ngga mau," balasnya tak mau kalah.

"Tidur atau ditidurin?"

"Ditidurin," sahut gadis itu enteng membuat lelaki di depannya menggeleng tak percaya.

Sial, gue salah ngomong!

"Emang Zya tahu arti yang sebenarnya ditidurin apa?" tanya lelaki itu sambil duduk di sampingnya.

"Ngga." Gadis bernama Zya itu menggeleng polos. "Emang apa?"

"Besok hari pertama Zya sekolah, nanti kesiangan." Lelaki itu mengalihkan pembicaraan tanpa menjawab pertanyaan Zya.

"Ngga mau." Zya menggeleng dengan cemberut.

"Ingat perjanjian kita?"

"Iya Zya ingat." Zya menatap lelaki di depannya dengan puppy eyes-nya. "Zya belum selesai nontonnya. Terus belum nonton Jodoh Wasiat Bapak juga."

Memijat keningnya yang tiba-tiba berdenyut nyeri menghadapi tingkah gadis di depannya. Apa serunya film azab dan Jodoh Wasiat Bapak? Ia lebih rela jika gadisnya ini menonton Si Kembar Tuyul saja.

"Nanti weekend kan bisa. Kalo besok berangkat ke sekolah kesiangan terus dihukum gimana?"

"Ngga mau," lirih Zya menunduk lesu.

"Jadi, sekarang tidur, ya? Mas gendong sampai kamar, mau?"

"MAU!" seru Zya girang membuat lelaki itu tertawa melihatnya. Semudah itu membuat gadis di depannya kegirangan bahagia?

"Selamat tidur princess. Mimpi indah," kata lelaki itu setelah menidurkan Zya di kasurnya. Menundukkan tubuhnya untuk mengecup kening Zya lama dan mengusap kepalanya dengan sayang.

"Mimpi indah juga Mas Dodo," balas Zya tersenyum senang, lalu memejamkan matanya.

Lelaki itu, yang disapa Mas Dodo tak langsung beranjak dari duduknya. Menunggu Zya benar-benar terlelap seraya masih mengelus kepalanya dengan lembut.

"Bahagia selalu kesayangan Mas. Semoga ini keputusan terbaik buat kita semua." Mencium kening Zya sekali lagi, selanjutnya ke luar menuju ruang kerjanya berada.

" Mencium kening Zya sekali lagi, selanjutnya ke luar menuju ruang kerjanya berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pembaca yang baik adalah pembaca yang melakukan vcs🥺

Terima kasih yang sudah vote, coment, and share❤️

Minggu, 8 Agustus 2021

ZYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang