3.2 Law

258 37 14
                                    

Hai, guys. Selamat datang 🐻
Semoga makin ke sini makin nge-feel, ya? Aamiin
Jangan lupa vote, nulisnya pake tenaga lho :)

 Selamat datang 🐻Semoga makin ke sini makin nge-feel, ya? AamiinJangan lupa vote, nulisnya pake tenaga lho :)

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

☯☯☯

Setelah perdebatan dengan Naura kemarin, hari ini Valdo memilih tidak sekolah. Perlu sedikit siasat agar tidak ketahuan sang ayah. Pria itu kini duduk termenung menatap kosong ke luar jendela.

Valdo bisa sedikit leluasa untuk hari ini, ia sempat mendengar kabar ayahnya akan pulang malam manti. Laki-laki itu ingin lancang, tapi hatinya selalu menolak. Ingin mencoba membuktikan bukan dia penjahatnya, tapi kenyataan selalu menuduh.

“Mungkin, mulai sekarang Naura nggak akan mau liat gue lagi. Bisa jadi Lexy sama Rinai juga,” gumam laki-laki itu.

Valdo bangkit, melangkah menuju kamar mandi, berniat membersihkan diri. Seharian ini Valdo hanya diam di kamar, bahkan makanan yang diantarkan pun tidak dia makan. Valdo benar-benar kacau.

Dari kamar mandi, Valdo rapi dengan hoodie broken white dan bawahan denim hitam. Ia keluar kamar setelah merapikan rambutnya. Sedikit refreshing mungkin bisa mengembalikan sepersekian kewarasan yang hampir hilang.

“Bang?”

Valdo berbalik, ia berhenti melangkah menuruni tangga kala suara Vian menginterupsinya.

“Mau ke mana?” tanya Vian yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

Valdo terdiam sejenak, “Keluar sebentar.”

“Papa nggak jadi pulang nanti malem tau,” balas Vian lagi.

Valdo mengernyit bingung. Sementara Vian yang memang tidak tahu itu hanya mengedikkan bahu tidak acuh menjawab ekspresi Valdo. Melangkah mendekati laki-laki itu di sana.

“Emangnya Abang mau ke mana? Rapi bener, mau nge-date?” tanya Vian asal.

Mendengar itu, Valdo terkekeh lucu. Terlalu mustahil berkencan dalam kondisi kacau begini. Lagi pula, tidak ada juga yang bisa diajak. Benar yang dikatakan Lexy, ia tidak pernah berpacaran. Tertarik dengan perempuan pun belum pernah, tapi lain dengan sekarang.

Valdo menggeleng, “Gue mau cari angin. Lo mau ikut?”

“Males, palingan juga kalo nggak ke taman ya ke kafe. Bosen gue, yaudah sono. Betewe, nanti malem kakak pulang.”

Vian mendapati Valdo mengangguk, ia kembali ke kamar setelah obrolan singkat tadi. Valdo sendiri melanjutkan langkahnya yang tertunda. Perihal kakak mereka yang akan pulang malam ini, Valdo sudah tahu sejak kemarin malam.

Senang mengetahui Viola akan pulang, Valdo bisa kembali merasakan kehadiran ibunda yang lama tiada. Laki-laki itu memasuki mobil SUV hitam-putihnya, melajukan kendaraan beroda empat itu keluar carport dan menyusuri jalanan ramai.

Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon