⚠️Caution! (Only for Red File's chapters)
So many harsh words here, so I hope you guys can understand. I'm sorry I don't censor. If you read the description of this story, you'll find the 16+ rate. So, yeah.Suara tuts laptop mengisi ruangan sepi, Raxello mencoba mengutak-atik benda lipat itu demi mencari sesuatu. Sesekali dia berbicara pada seseorang di balik panggilan pada ponsel yang tergeletak di dekat sana.
“Udah, barusan gue kunci. Harusnya aman,” ucap Raxello.
“Berapa pengaman?”
“Empat, ada pemindai sidik jari juga.”
“Bagus, pastiin Naura nggak liat isi dok—”
Raxello terkejut ketika tiba-tiba suara dari balik ponselnya berhenti. Padahal panggilan masih berlanjut.
“Al?”
“Bentar.”
“Gue barusan dapet file baru, gue send.”
“Nanti gue buka.”
Nada putus berbunyi dari ponsel Raxello. Laki-laki itu langsung mematikan laptopnya setelah memberi pengamanan ekstra. Ada yang mengganjal ketika tiba-tiba saja orang di balik telpon tadi memintanya menambah pengamanan file curian itu.
☯☯☯
Naura melangkah menuruni tangga, perasaannya campur aduk ketika ia kembali mendapati teror kotak hitam seperti kemarin-kemarin. Untuk kali ini, Naura memberanikan diri menyimpan satu lembar foto memalukan itu.
Belum Naura sampai kaki tangga, netranya bersitatap dengan pria bermasker yang baru saja memasuki ruang tamu. Mereka berdua sama-sama terkejut.
Laki-laki bermasker yang masih mengenakan seragam putih biru itu beralih menatap Valdo. Melangkah mendekati laki-laki itu tanpa mengacuhkan Naura yang masih membeku di tangga. Ada yang ingin dia pertanyakan pada Valdo.
“Kok lo nggak bilang kalau dia di sini?” kesalnya.
Valdo menatap laki-laki itu merasa bersalah. “Kejadiannya terlalu tiba-tiba, gue nggak kepikiran ngabarin lo,” jawab Valdo jujur.
Laki-laki bermasker itu mengerang frustrasi. Mengacak rambutnya sambil sesekali menghela napas panjang. Bagaimanapun juga, dia masih berusaha menyembunyikan identitas dari Naura dan beberapa orang terdekat Valdo. Kecuali Lexy.
“Kalau gue ketahuan gimana?” tanya laki-laki itu.
Valdo hanya tersenyum. Tidak tahu harus menjawab apa, ia tidak akan membela diri. Toh, memang ini salahnya. “Maaf, gue nggak berniat bocorin identitas lo.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]
Teen FictionNaura sempat mengira rasa sakitnya akan berakhir setelah semesta menghadirkan sosok Valdo yang luar biasa. Sayang, perkiraan Naura salah total. Itu bukan akhir, tapi awal dari penderitaan yang sesungguhnya. *** Half Nerd : I'm Nerdy, Not Puny! Ding...