4.1 Mr. Sigma

239 29 1
                                    

Kamus Au (─.─||)
» Sigma/σίγμα (Greek/Yunani) : adalah huruf ke-18 dalam susunan alfabet Yunani. Dalam sistem angka Yunani, huruf ini mempunyai nilai 200.
» Sigma (Psikologi) : merupakan seseorang yang menarik, kuat, mudah menarik perhatian tetapi juga senang untuk menghilang ketika dibutuhkan.
----------------------

Ghosting(?) 😳
Ada yang bisa nebak nggak kenapa kok di beberapa part pakai alphabet (alpha-beta)? Atau sebut aja huruf Yunani.

Nanti kalau ada yang bisa nebak bener dan tepat sasaran. Au kasih lope banyak-banyak deh (づ ̄ ³ ̄)づ

 Au kasih lope banyak-banyak deh (づ ̄ ³ ̄)づ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☯☯☯

Seperti yang dijanjikan Dion, Naura diantarkan ke Rumah Sakit Bamantara usai berbincang dengan Ardhan. Gadis berkacamata itu masih saja sering melamun, entah berapa kali sudah Dion menegurnya.

"Maafin gue, Nau," celetuk Dion.

Naura mengangguk pelan, ia menipiskan bibirnya menghela napas gelisah. Seperti hujan, kenyataan datang menghantam tanpa berhenti.

Mobil sport-hatchback merah Dion berhenti di pekarangan rumah sakit. Laki-laki itu keluar bersama Naura memasuki Rumah Sakit Bamantara. Langsung meluncur ke lantai lima. Keduanya melangkah bersama mendekati tiga remaja di depan ICU.

Melihat kedatangan Naura, Kexy bangkit menyambut. Lain dengan Rinai dan laki-laki bermasker hitam di sebelahnya. Mereka menatap Dion menyelidik.

“Dari mana, Nau?” tanya Lexy pada Naura.

Naura menoleh sejenak pada Dion, kelihatan mulai tidak nyaman. Ia tersenyum samar pada Lexy, “Ke makamnya Ardhan.”

Apa? batin Lexy kaget.

Rinai spontan bangkit mendengar jawaban Naura. Gadis itu melangkah menekati Lexy yang menatap Naura tak percaya.

“Nau? Lo tau ini dari ma—oh, lo ngasih tau ini tanpa persetujuan kita?!” ucap Rinai, nadanya berubah tak enak saat beralih pada Dion.

Sontak Dion bergerak gelisah, mengantungi kedua tangannya sembari mencoba menjawab ucapan bernada pertanyaan dari Rinai. Ada alasan pasti mengapa Dion melakukan ini. Dan semua terlepas dari perjanjiannya dengan Lexy dan Rinai.

“Lo berdua tau Ardhan sahabat gue sama Valen. Ardhan mau kita kasih surat itu paling lambat semingu setelah dia pergi, bukan sebulan!” tutur Dion, menjawab tatapan Rinai dan Lexy.

“Tapi lo udah janji, Dion!” gemas Rinai, wajahnya menyorot tidak menyangka.

“Janji? Apa waktu itu gue iyain permintaan kalian ini? Enggak.” Dion menggeleng tidak habis pikir. “Gue nggak respons karena gue udah janji sama Ardhan bakal kasih surat itu seminggu setelah dia pergi!”

“Harusnya di sini gue yang marah. Lo berdua buat gue nggak bisa kabulin permintaan terakhir Ardhan dengan larangan-larangan lo,” geram Dion. Menghela napas berat, mencoba meredam kekecewaannya.

Half Nerd : I'm Nerdy Not Puny! [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang