(session 2) Page 20: Who Is The Real Villain? - part four

60 8 5
                                    

Third person's POV

Kembali ke tempat dimana Anne berada,
dirinya terkejut ketika melihat bahwa di dalam kamar asrama pangeran Richardo ternyata juga sudah berkumpul kedua kakak lelaki Naira.

Pangeran Reynald dan tuan penyihir Delarion juga ada di sana.

"Anne? kenapa kau ada disini?"
Tanya Roland yang kemudian terlihat berjalan mendekatinya.
"Tuan Muda Roland ...."
Anne masih terlihat tertegun dengan penampakan yang ada di hadapannya.
"Apa kau bersama Naira?"
Tanya Arvhein yang seolah teringat akan sesuatu.

Anne yang tersentak ketika mendengar nama Nona terkasihnya disebut akhirnya tersadar.
"Yang Mulia, saya mohon ... tolong selamatkan nona Naira ...."
Ucap Anne yang sudah mengulurkan kedua tangannya,
meraih lengan tuan mudanya dengan mata mengiba dan desperate.

Melihat bagaimana ekspresi Anne menampakkan ketakutan yang luar biasa seolah Nonanya sedang mengalami hal berbahaya dan dapat mengancam jiwanya.
Kelima pemuda itu terlihat siap dengan apapun yang akan terjadi nanti demi untuk menyelamatkan Naira.

Anne kemudian memberikan sepucuk surat kepada Roland yang masih ada di hadapannya saat ini.
"Apa ini?"
"Ini bukan tulisan tangan Naira bukan ...."
Tanya Roland yang mengamati isi dari surat tersebut.

"Benar... saya yang menulisnya atas permintaan tuan Kyuven yang mengatakan bahwa itu adalah pernyataan dari nona Naira."
Jelas Anne padanya.

"Kyuven??"
"Apa maksudmu dengan permintaan Kyuven?"
Tanya Arvhein yang sudah mengerutkan kedua keningnya.
"Yang kau maksud bukan Kyuven peliharaannya Naira, kan?"
Tanya Roland dengan sebelah alis terangkat.

"Itu ... sebenarnya ... entah bagaimana tiba-tiba Kyuven berubah menjadi sosok manusia tadi pagi ...."
Jawab Anne dengan canggung.

"APAAAAA????!"
Jerit kedua kakak lelaki Naira dengan paniknya.

"Binatang peliharaan Naira ada di sini?"
Tanya sang pangeran yang kemudian menyadarkan Arvhein dan Roland bahwa mereka tanpa sengaja membuka satu rahasia,
yaitu adik perempuan mereka sudah melanggar peraturan akademi dengan membawa binatang peliharaan bersamanya.

"Tapi aku tidak pernah melihat ada binatang apapun di kamar nona Naira."
Kata sang pangeran lagi yang kini malah membuat Arvhein dan Roland terkejut lagi.

"HEI!!!"
"Aku yang kakaknya saja belum pernah masuk ke kamar asrama adikku,"
"bagaimana kau bisa?"
Tanya Arvhein yang terlihat sudah kesal dengan cara Pangeran Reynald kali ini memberinya senyum sinis.

"Apa yang kau lakukan di kamar adikku?"
"Dasar pangeran mesum."
Kata Roland kali ini tidak terima.

"Cuma kalian berdua yang sama sekali tidak pernah menghormati putra mahkota dan malah memperlakukannya seperti kriminal."
Kata Reynald yang sedikit terkekeh.

"Apakah binatang peliharaan nona Naira itu bentuknya seperti anjing hitam raksasa?"
Tanya Richardo kali ini membuat ketiga orang itu,
yang tengah sibuk saling mengancam satu sama lain,
memberikan seluruh perhatiannya pada sang pangeran.

"Aku sempat melihat Naira memeluk boneka besar berbentuk binatang ... aku tidak menyangka kalau itu adalah mahluk hidup."
Jelasnya seolah bergumam sendiri.

"Anda melihatnya??" [<< yang dimaksud adalah perihal melihat Naira dikamarnya]
"Anda juga sudah berani masuk ke kamar asrama Naira tanpa ijin???"
Ucap Roland dan Arvhein yang kini sudah menyudutkan Pengeran Richardo dengan kedua mata melotot kesal.

"A-aku sama sekali tidak sengaja waktu itu ...."
Ucapnya berusaha membela diri.

"Itu malah lebih parah dibanding tindakan kriminal pangeran Reynald yang memaksa masuk ke kamar Naira."
Kata Arvhein dengan ekspresi tak kalah mengancam.

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang