(Season 3) 2. Reynald POV

15 1 0
                                    

Entah sejak kapan perasaanku terhadap Naira berubah.Aku yang awalnya hanya tertarik padanya, karena kekuatannya.

Kini seakan tak mampu lagi memikirkan hal selain membuatnya jatuh cinta kepadaku.Batinku yang masih tidur terlentang.

Gadis yang awalnya bagiku hanya terlihat sebagai asset negara yang harus dimilikilambat laun telah berubah menjadi seseorang yang sangat teramat berarti bagiku.

Meskipun terlalu dini untuk menjadikannya pendamping hidupku.apalagi dengan perbedaan usia kami.

entah kenapa hal itu semakin membuatku tidak tenang sama sekali.Pikirku kini sudah mengernyitkan kening, kesal.

[Apa anda sudah siap, yang mulia?]tanya Gaharu yang sudah muncul dengan sosok bayangan hitam di samping tempat tidurku.

"Kupercayakan semuanya, padamu."ucapku yang sudah memejamkan kedua mata.

***

"kak Roland!!"panggil satu suara yang sangat familiar di telingaku

Saat berbalik, aku mendapati sosok imut Naira sudah menggelayutiku, wajahnya yang cantik dan menggemaskan menengadah untuk memamerkan senyum kepadaku.

"Selamat datang~"Seru Naira yang sepertinya menyambutku pulang.

"Nainai~ bagaimana dengan kakak?!"rengek suara familiar di belakangku.

Naira yang mendengarnya langsung melepaskan pelukannya dariku dan berlari kearah Arvhein tanpa pikir panjang.

"Coba mana, kasih kakak salam selamat datangnya.'Ucap Arvhein yang sudah menggendong Naira.

Muuaach mwah~

Aku yang melihatnya dibuat cukup terkejut ketika Arvhein sudah memamerkan senyum seringai mengejak padaku.

"Pintaaaaar~"katanya yang sudah balas mengecup pipi naira.

"hahaha ayo kita masuk, nanti kamu bisa kedinginan."Sambung Arvhein lagi yang sudah berpaling pergi meninggalkanku.

"kak Roland juga ayo masuk bersama."Ucap Naira yangs udah mengulurkan tangannya dan tersenyum padaku.

Walaupun pada detik berikutnya Arvhein memalingkan wajah Naira agar tak lagi memperdlikanku. Aku hanya bisa bersungut lucu dengan kelakuannya yang kekanak-anakan itu lalu mengikuti mereka masuk ke kediaman Archduke.

.....

Sebelumnya.

[Jiwa anda akan memasuki tubuh tuan muda Roland.]ucap Gaharu padaku sebelumnya.

"Kenapa harus Roland dan bukan Arvhein?"tanyaku padanya.

[menurut pengamatan saya, tuan muda Roland adalah satu-satunya orang yang paling cocok dengan kepribadian anda.][Akan sangat merepotkan jika anda mendiami tubuh tuan muda Arvhein yang seperti itu.][Anda pasti tau maksud saya, bukan!?]jelas Gaharu lagi yang membuatku mengendus lucu.

.....

Kembali pada saat ini.

Ini adalah dunia pararel.Begitulah yang dikatakan Gaharu padaku yang memintanya untuk membantuku mencari tau tentang alasan kenapa Naira bisa memiliki warna bola mata dan rambut seperti itu.Kataku dalam hati yang kini sudah berkumpul bersama keluarga naira untuk makan malam.

[Dunia pararel ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dunia anda saat ini.][Hanya saja Dunia pararel yang anda akan masuki telah memiliki ending tertulis untuk nona naira.]katanya yang membuatku sedikit mengernyit.

"Apa maksudmu dengan ending tertulis."tanyaku tak memahami apa maksud ucapannya.

[Seperti yang anda ketahui bahwa di dunia ini begitu banyak dimensi yang masih menjadi misteri.][Salah satunya adalah dunia pararel.]

[Dan saya sebagai salah satu mahluk yang mampu memasuki dimensi-dimensi tersebut.][Mengetahui bahwasanya ada satu dunia pararel yang 99% mirip dengan dunia anda saat ini.]

[hanya saja dunia itu sudah menetapkan takdir buruknya untuk nona naira.]jelasnya lagi panjang lebar yang membuat kedua mataku terbelalak.

"Aku tidak pernah mendengar kau memiliki ability untuk melihat takdir manusia."Kataku yang semakin mengerutkan kening tidak percaya.

[Karena saya lebih memilih untuk melihat bagaimana manusia berjuang menghadapi takdirnya.]Jawabnya dengan santai mengangkat kedua bahunya.

"Kalau kau bisa melihat takdir nona naira didunia pararel itu, apa kau juga bisa melihat takdirnya didunia ini?"tanyaku menantangnya.

[Hal itu ... bukannya saya tidak bisa mengatakannya.][hanya saja, ada kekuatan aneh yang membuat saya tidak mampu mengetahuinya.]jawaban yang sebenarnya membuatku ragu, namun juga sedikit merasa lega.

Aku meragukan kebenaran ucapannya, tetapi aku juga merasa sangat lega karena dia tidak bisa mengetahuinya.Karena bagaimanapun, aku akan melakukan apapun yang terbaik dan berjuang untuk mengubah takdir buruk yang akan menimpa nona Naira.

Ucapan Gaharu mengenai takdir buruk tersebut membuatku teringat dengan mimpi yang diceritakan oleh nona naira yang dulu pernah dialaminya selama dalam kondisi koma.

Jika ternyata itu adalah merupakan pengelihatan dari takdir buruk yang menimpanya didunia pararel ini.maka ...

...
"Kak Roland ada apa?"tanya Naira yang membuyarkan lamunanku.

"tidak apa-apa sayang.""Apa kamu mengantuk?"tanyaku yang kini sudah memangku naira dan memeluknya dengan gemas.

Sementara Arvhein terlihat sudah mendatangi kami dari salah satu rak buku dengan wajah kesal.

"Jangan seenaknya mengambil kesempatan saat aku sedang sibuk mencari buku."Katanya senewen yang ingin merebut naira dari pelukanku.

Ini adalah dunia pararel, yang mana aku sedang mendiami tubuh Roland.Kakak siscon yang sangat possessive dengan sang adik.Meski begitu ... dengan bagaimana situasiku saat ini dengan naira.
Sepertinya aku akan ketagihan dengan keadaan ini.
Gumamku dalam hati yang masih memeluk naira dengan erat.

[Sepertinya anda sudah mulai sangat menikmati peran anda, yang mulia]Goda Gaharu di dalam kepalaku.

[Tetapi ... saya sarankan anda jangan terlalu menikmatinya, karena tubuh anda akan mengalami koma jika anda memutuskan untuk tidak kembali kedunia anda.]Sambungnya lagi memperingatku.

Benar ... begaimanapun juga tujuanku datang kedunia ini adalah untuk menyelidiki masa lalu naira.

Dan alasan kenapa aku memilih metode merepotkan seperti ini adalah.Karena yang pertama dalam beberapa tahun terakhir ini, aku yang sudah berusaha mencari tahu mengenai hal tersebut sama sekali tidak mendapatkan hasil apapun.

Bahkan meski aku sudah membayar informan dan guild ilegal untuk pekerjaan ini.Mereka semua gagal dalam misi  yang kuberikan

Namun, salah satu informant mengatakan bahwa kemungkinan besar rahasia tersebut disembunyikan rapat-rapat oleh keluarga Vanvelzhein atau keluarga dari istri sang archduke.dan tentu saja hal tersebut tidak mungkin kutanyakan kepada kedua kakak Naira.

Walaupun aku sendiri merasa bahwa mencari tau sesuatu melalui dimensi dan dunia lain sama sekali tidak masuk diakal.Tapi siapa sangka, gaharu ternyata memiliki ability semacam ini.

"Kak Roland melamun lagi."ucap naira terlihat cemberut yang mana membuatku ingin mencium bibirnya yang mengerucut dengan sangat imut itu.

[HAHAHAHA bahkan sebagai kakak kandung nona naira pun anda sepertinya harus bisa menahan diri.]ejek Gaharu yang melihatku hanya bisa mengecup pipi naira dengan gemas.

"Maaf, kakak hanya tiba-tiba teringat sesuatu."Kataku yang membelai kepala naira dengan lembut.

"Hari ini kau terlalu sering melamun.""Apa ada masalah?"tanya Arvhein yang walaupun terlihat cuek dan hanya memperhatikan adik perempuannya saja, sepertinya dia bukan tipe yang sama sekali tidak peduli dengan saudara lelakinya.

"Aku hanya tiba-tiba teringat dengan bagaimana beberapa pelayan masih menyinggung masalah warna rambut dan bola mata naira."Gumamku yang cukup membuat Arvhein tertegun.

"Yah wajar saja, meskipun mereka sangat berhati-hati tapi bukan berarti kita tidak bisa menyadarinya."Jawab Arvhein yang membuatku tersentak.

Padahal aku hanya mengarang saja, tapi rupanya benar bahwa sepertinya naira masih mendapat gunjingan bahkan di dalam kediamannya sendiri.Batinku menatap naira yang menengadah dengan senyum manisnya ke arahku.

"Apa kita sudah menemukan alasan kenapa dan bagaimana naira bisa terlahir dengan warna ini?"tanyaku memberanikan diri yang mana cukup membuat Arvhein mengerutkan keningnya.

"Kau ini apa sudah lupa kalau kita masih dalam misi tersebut?"tanyanya balik padaku yang mmebuatku sedikit tertegun.

Jadi keluarga naira memang mencari tau juga mengenai hal ini.Padahal awalnya aku mengira bahwa mereka sama sekali tidak peduli.Apalagi dengan bagaimana mereka sangat menyayangi Naira.

Jadi kupikir, mereka tidak mempermasalahkan perihal alasan kenapa naira sampai bisa terlahir dengan warna tersebut.
batinku.

"Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"tanya Arvhein lagi saat mendapatiku terdiam melamun.

"Apa kau percaya dengan adanya karma?"tanyaku pada Arvhein dengan wajah serius.

"Maksudmu?"tanyanya padaku tidak mengerti.

"Ini hanya spekulasiku saja, tapi jika aku tidak salah ingat ... ada semacam hukum karma yang berlaku di faireniyan jauh sebelum peradaban baru."kataku lagi dengan mangambil pengetahuan yang pernah kupelajari sebelumnya, di duniaku yang asli.

"Sepertinya aku memang pernah mendengarnya dalam pelajaran sejarah faireniyan.'"tapi aku tidak begitu ingat."Katanya bersedekap.

"jika aku tidak salah, dikatakan bahwa di masa lalu, jauh sebelum peradaban baru mulai berkembang.""Kujaku sebenarnya adalah mahluk kesayangan dari Atashi-sama."

"Dan saat setiap kali masa hidup kujaku berakhir, banyak orang meyakini bahwa mereka bereinkarnasi menjadi mahluk yang selalu kita anggap sebagai iblis."Jelasku.

"Sementara itu, hukum karma yang kumaksud adalah apabila ada salah seorang manusia yang dengan atau tanpa sengaja membunuh kujaku."

My Precious Lady VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang