Bagian 10

2.6K 364 18
                                    


Yedam mendongakan kepalanya, nafasnya memburu tak terhitung sudah berapa kali ia menangis begitupun dengan jeongwoo karna sudah 3 hari bunanya belum juga ditemukan usai kejadian membukakan pintu.

Didalam kotak dengan darah segar disetiap sudutnya yang ternyata berisi irisan jari telunjuk.tentu bukan jeongwoo yang membukanya melainkan anak buah bobby.

2 jam berlalu sekarang tepatnya sudah pukul 3 sore,yedam mengusap kasar wajahnya,ia tidak bisa terus diam dan terkurung di mansion ini sementara bunanya belum juga ditemukan.

"Jewuu mau buna cepet pulang? " Kata yedam yang dibalas anggukan kepala oleh jeongwoo.

"Jewuu minta maaf ya damie karna udah buat buna hilang" Ucapnya dengan nada lirih.

Sudah berkali-kali selama jisoo hilang jeongwoo selalu menyalahkan dirinya,karna ia adalah orang yang terakhir kali bersama jisoo.

"Andai aja jewuu yang buka pintu kemarin,hiks,pasti buna masih ada sama kita" Ujar jeongwoo yang sekarang berada dipelukan yedam.

"Jewuu ndak boleh ngomong itu terus,mending sekarang lacak lagi dimana posisi buna" Kata yedam.

Jeongwoo langsung mengambil laptopnya dan berusaha untuk melacak keberadaan jisoo.

Sebelumnya sesudah menikah jisoo dan bobby memutuskan untuk memasang sebuah chip kecil di tengkuk mereka masing-masing begitupun dengan si kembar agar berjaga-jaga jika terjadi hal seperti ini bisa langsung melacak nya.

Tapi setelah 3 hari jisoo menghilang jeongwoo yang biasanya mudah melacak sekarang malah kesusahan karna tidak menemukan titiknya sama sekali,seakan chip itu menghilang.

"Jewuu gak mungkin kan kalau musuh buna tau ada chip yang dipasang terus mereka ngambil itu?" Ujar yedam

"Mereka gak mungkin berani buat macem-macem dengan buna,damie tau seperti apa buna kan?"

Yedam mengangguk lalu beranjak dari duduknya.

"Jewuu masih inget cara buat bunuh orang kan?" Tanya yedam yang saat ini matanya berubah menjadi tajam,tanda kepribadian jahatnya muncul.

"Tentu ingat,mau bunuh siapa?" Jawab jewuu dengan alis yang mengangkat sebelah.

Yedam menyunggingkan senyum miringnya lalu berjalan menuju sebuah ruangan.

Didalam ruangan besar yang berisi alat tembak dari mulai yang terkecil hingga besar sekalipun dan juga beberapa pisau yang tentunya sangat tajam.

Yedam mengambil sebuah Jadgkommando yang ujung pegangannya terukir kepala naga putih lalu disimpan disaku celana bahannya,kemudian ia mengambil sebuah Revolver yang juga ia simpan di belakang bajunya.

Sedangkan jeongwoo hanya memutar-mutar pisau lipat yang ujung pegangannya bertuliskan namanya sendiri.

"3 hari adalah waktu yang sangat cukup untuk mereka bermain-main,now it's time for us to play" Ujar yedam

"I'm ready to play,lets kill him"

Suara dering ponsel menghentikan senyum smirk yedam dan melihat nama yang tertera diponselnya.

"Hallo om" Katanya

"Sedang apa?" Tanyanya disebrang sana

"Damie lagi main pistol om"

"Ingat umur berapa kamu sekarang,lebih baik segera bersiap karna saya akan mengajak kamu makan malam"

Yedam tersenyum penuh arti,ini bukan pistol mainan om doyoung,katanya dalam hati.

MUNGIL : DODAMWhere stories live. Discover now