Seola pulang ke rumahnya dengan suasana hati yg sedang tidak baik-baik saja, langkah kakinya yg terlihat lemas menyusuri tangga rumahnya menuju kamar.
Saat sudah didalam kamarnya, seola langsung merebahkan tubuhnya diatas kasurnya yg empuk. Menarik selimut hingga menutupi seluruh bagian tubuhnya, dia kemudian mencoba untuk menutup matanya
Tapi naas, sepertinya matanya tidak mau tertutup. Seola kembali mendudukkan dirinya, bersender pada punggung ranjang.
Helaan nafas panjang terdengar dari mulut seola, tiba-tiba saja dia merasa ada sesuatu yg keluar. Seola segera melirik kalender diatas nakas yg ternyata sudah saatnya dia datang bulan
Seola segera berlari kedalam kamar mandi dan mengeceknya, dan ternyata memang benar. Dia langsung menggantinya,
Sesudah itu seola berdiri didepan cermin wastafel, menatap dirinya dipantulan cermin dengan tatapan kosong
"Dia ngapain lagi sih? Udah bagus dia pergi, tapi kenapa sekarang dia kembali?" tanya seola lirih pada dirinya sendiri, "sangwoo, dulu emng lo laki-laki satu-satunya yg gue percaya. Dan dengan bodohnya lo hancurin kepercayaan gue dengan cara selingkuh, haha itu gue yg terlalu bodoh atau lo yg brengsek sih?" sambungnya lirih
Seola mwnggelengkan kepalanya cepat, tidak. Dia tidak boleh memikirkan masalah itu lagi, sekarang ada geonu. Pria terbaik dalam hidupnya,
"Jadi kangen mas nunu deh." guamnya sembari tersenyum lalu keluar dari kamar mandi dan kembali mendudukan dirinya ditepi kasur.
Tangannya terulur untuk mengambil benda pipih miliknya didalam tas kecilnya. Membukanya dan hendak menelfon geonu, namun-
"Ah jangan deh, jam segini mas nunu mungkin masih banyak pekerjaan." guamnya lagi, menatap jam yg tertera di pojok atas layar ponselnya
14.09,
"Gue chatt dulu aja deh," jari jemarinya kemudian mengetikkan sebuah pesan singkat dan mengirimnya pada sang suami
Seola | mas nunu | masih sibuk ya? Aku pengen telfn mas
Tanpa disangka-sangka, geonu membalas cepat pesan singkat dari seola itu dengan sebuah panggilan. Iya, geonu menelfon seola
"Mas nunu." panggil seola manja, seperti anak kecil yg sedang membujuk ayahnya untuk membelikannya mainan baru
"Kenapa dek?" jawab geonu diseberang sana
"Aku kangen, pengen peluk mas nunu." adunya lirih
"Hah? Tumben, ada apa sih?" heran geonu, menyeritkan alisnya mendengar istrinya yg mengadu rindu padanya. Tak biasa-biasanya seola mengeluh ingin memeluknya,
"Mas masih sibuk ya? Mas kapan pulang?"
"Ya nanti lah dek, masih tiga jam-an lagi." balas geonu sembari menatap arloji yg terpasang dipergelangan tangan kirinya "kamu kenapa sih dek? Lagi dateng bulan ya?" lanjutnya menebak
Seola menganggukan kepalanya walaupun geonu tak melihatnya, mencibikkan bibirnya cemberut.
"He-em, perut aku sakit mas."
"Duh gimana dong? Mas masih lama pulangnya dek, mas pesenin obat kaya biasanya aja ya? Sama kamu mau apa lagi? Makanan mungkin." tawar geonu,
"Ga ada, aku ga pengen makanan." tolaknya,
"Yaudah tungguin, nanti kalo udah dateng obatnya langsung di minum. Abis itu tidur aja, ga usah ngerjain apa-apa. Okey?"
"Iya,"
"Jangan minum es, jangan makan pedes, jangan capek-capek, pokoknya tidur aja deh sambil tungguin mas pulang, jangan-" omongan Geonu terpotong karena seola langsung menyambarnya
"Iya aduhh,, mas jangan ngomong terus dong, Cepetan pesenin obatnya." gerutu seola kesal, menggaruk pelipisnya yg tidak gatal