31. MENARIK KEMBALI

1.8K 248 58
                                    


31. MENARIK KEMBALI

"Percayalah bahwa setiap manusia mempunyai takdir dan waktunya masing-masing. Tidak perlu bermimpi hidupmu akan semenyenangkan orang lain. Kita memiliki potensi dan keunikan sendiri dalam diri" — CHANGEOVER

*"*

Berhasil. Tangannya lolos dari cengkraman guru sanggar itu. Anggi bersiap untuk melarikan diri. Yang ada di benaknya saat ini adalah, pergi ke ruang UKS dan menghajar Hana.

Baru sepuluh langkah ia berlari, ucapan pak Warto seperti petir di telinganya. "Kamu saya skors satu Minggu dan berlaku mulai besok!"

Langkah Anggi terhenti mendadak. Ia terkaget saat mendengar gebrakan pintu yang ditutup dengan kencang. Tangannya terkepal erat. Sialan kamu Hana!

Kalau Anggi protes itu percuma. Pak Warto tidak akan percaya, kecuali jika di tempat itu ada cctv-nya. Kalaupun ia nekat besok tetap berangkat ke sekolah, pasti ia akan tetep ketahuan. Anggi dengar, pak Warto galak dan tidak pandang bulu. Guru itu mungkin saja melaporkan dirinya pada satpam, agar ia tidak dapat masuk besok.

"Ada cctv-nya nggak, ya?" pikir Anggi. Ia berjalan tergesa-gesa ke tempat asal kejadian tadi. Matanya melihat ke tembok sekitar lorong. Tidak ada apapun di sini. Hana sengaja menghadangnya di tempat yang sepi sekaligus terisolasi dari koridor kebanyakan.

"Nyari apaan lo?" 

Anggi membeku. Itu suara Rigan!

"Hah? Nggak! Gue lagi menghirup udara segar di pagi hari." ucap Anggi asal sambil merentangkan tangannya pura-pura. Ia lantas merogoh saku dan menyodorkan kalung berliontin tengkorak itu pada sang pemiliknya. "Nih, gue balikihn." 

"Lo simpen aja," balas Rigan dingin, berjalan melewati Anggi tanpa menoleh.

Anggi mengerjap. Ia hampir saja lupa dengan tujuannya. Langkah kakinya membawa dirinya menuju UKS. Tidak ada Hana di ruangan itu. Tidak menyerah, Anggi menuju kantin. Cewek itu cepat sekali hilangnya. Apa dia tidak langsung mengobati lukanya? Ia lantas berlari menuju kelas. Anggi yakin cewek itu duduk manis di sana seolah tidak terjadi apa-apa.

Nafas Anggi tidak beraturan. Ia menyapu pandangan ke penjuru kelas, dan tidak ada Hana. Anggi mendekat. Naomi tersenyum ke arahnya. "Lo liat Hana?"

"Hana? Dia kayaknya belum berangkat. Tasnya belum ada. Kenapa?" balas Naomi.

Sialan. Anggi mengenalkan tangannya erat. Jadi, cewek itu berbohong rupanya. "Lo tadi sampai sini jam berapa?"

"Jam enam lewat lima menit." balas Naomi. Tidak salah lagi. Naomi lebih dulu sampai sebelum Anggi. Itu artinya, Hana memang sengaja menghadangnya sebelum ia sampai di kelas. Dasar licik.

****

Bel istirahat baru saja berbunyi. Sesuai permintaan Hana, Anggi pergi ke kantin menemui cewek itu. Kalau Hana berfikir dirinya takut, ia salah besar. Anggi benar-benar tidak sabar menghajar wajah sok polos itu habis-habisan.

Sesampainya di kantin, Anggi mengedarkan pandangannya. Kantin belum terlalu ramai, karna ia segera datang tepat saat bel berbunyi.

Sialnya, tidak ada tanda-tanda kemunculan Hana. Apa cewek itu justru yang bersembunyi darinya. Cih!

CHANGEOVERDonde viven las historias. Descúbrelo ahora