39. MENGUNDURKAN DIRI

1.4K 221 34
                                    

Tamon hampir saja menyemburkan minuman cola dari mulutnya. Alister dan Nyx dibuat melotot akibat pernyataan mengejutkan Navic. Rigan menembak Shera? Rigan? Seorang Rigan yang tidak pernah meraskan jatuh cinta? Dan dia jatuh cinta pada Shera? Shera yang notabenenya adalah musuh bubuyutannya sekaligus orang yang paling Rigan benci. Dan sekarang? Takdir tuhan memang sangat mengejutkan. Yang terpenting adalah akhirnya nanti apakah berakhir baik atau justru menjadi awal dari perpisahan?

"Eh, sumpah! Telinga gue masih normal, kan?" ucap Alister. Sontak mereka semua tertawa sambil mengolok-olok Rigan. "Gue bilang dulu apa, njir! Dan pada akhirnya endingnya udah ketebak!"

"Terus Shera-nya gimana sekarang!" ucap Nyx dengan tatapan sumper menyebalkannya. Rigan terdiam mencoba agar menghindari tatapannya. "Jangan bilang kalau lo digantungin!"

"Mampus! Karma ilahi!" sahut Tamon. Mereka semuanya tertawa dan drama pun dimulai.

Rigan antara tersenyum dan tertawa mendegar ocehan tidak berguna ketiga temannya itu kecuali Navic yang mengepalkan kedua tangannya.

Cowok itu berdiri. "Jadi bener, ya?" Navic melepas jaket identitas geng Manover lantas menaruhnya di meja sedikit kasar.

"Mulai hari ini, gue bukan lagi wakil ketua geng Manover." tepat setelah kalimat itu keluar dengan mulus, Navic dengan langkah lebar berjalan keluar dari ruangan. Tidak peduli bagaimana reaksi mereka sekarang.

Buru-buru mereka mengejar Navic yang mulai separuh jalan mendekati pintu luar. Begitu pula dengan Rigan yang mengetatkan rahangnya.

"Vic, lo pasti bercanda, kan?" ucap Tamon. Dia orang yang paling dekat dengan Navic. Setidaknya mereka selalu bersama dalam keadaan apapun. Tapi kenapa sekarang Navic seakan mematahkan semua itu? Membuatnya merasa seperti orang asing dan dia juga berhasil membuatnya kecewa.

"Masalah lo apa, njing!" ucap Rigan.

Mendadak suasana berubah mengeruh. Para anggota lain pun ikut mengampiri. Mereka juga tidak menyangka akan keputusan wakil mereka.

Alister berlinang air mata. Jika sosok yang sudah bersama dengannya hampir dua belas tahun itu benar-benar akan pergi, ia akan sungguhan nangis kejer. Ini jauh lebih menyakitkan dibanding diputuskan sama pacar. Jika ia disuruh memilih antara pacar atau teman, Alister pasti akan memilih teman. Itulah dirinya.

Navic terkekeh sinis. "Lo nanya masalah gue, apa?" dia berjalan pelan ke arah Rigan agar lebih dekat. "Lo lupa sama apa yang pernah gue ceritain dulu?" tanyanya pada Rigan. Navic mendengus pelaan melihat respon Rigan yang diaam saja.

Nyx mengerutkan dahinya. "Woy kalian berdua ada masalah apa sih, hah?! Gan, sebenernya ini ada apa sih? Kalau kita beneran temen, kenapa kita main rahasia-rahasiaan gini, sih?" ucapnya merasa frustasi.

"Kalian tanya lebih jelasnya aja ke Rigan. Yang penting, gue udah nepatin janji sama prinsip yang udah gue buat sendiri. Nggak kayak lo," tudingnya pada Rigan. Navic melihat ke arah belakang mereka. Di mana ratusan anggota memandangnya penuh harap. "Gue, Navic Radian Aoyama, secara resmi mengundurkan diri dari jabatan wakil geng Manover! Tanpa atau tidaknya keterpaksaan, siapapun nggak boleh ada yang protes!"

Navic berbalik pergi, disusul rungan Alister. "Vic, lo tega sama gue!!"

Bersamaan dengan Navic berjalan menuju motornya, Juan baru saja datang dan memakirkan motornya tepat di sampingnya. Dia mengamati Navic yang bersiap menyalakan motornya, hendak pergi. Mungkin ke tempat di mana mustahil mereka bisa bertemu Navic kembali.

Alister berjalan mendekat. "Juan! Lo bisa bujuk Navic buat nggak ninggalin kita?!"

Juan berjalan melewati Alister begitu saja sambil berkata, "Biarin aja."

_______

Sandra dan Lissa mengmbil apapun yang ada di dalam kulkas kediaman rumah Shera. Anggi termenung di depan layar TV. 

"Lo tinggal dua hari lagi udah bisa masuk sekolah, kan?" tanya Lissa. Anggi mengangguk mengiyakan.

"Gue masih nggak ngerti kenapa lo bisa di skors." sahut Sandra.

"Hana mana?" Anggi mengalihkan.

"Emm... Dia bilang ada urusan. Jadi nggak bisa ke sini." balas Lissa. "Tapi sumpah ya gue masih nggak nyangka ternyata Rigan adalah anak sesungguhnya yang punya sekolah!" ucapnya lantas menyuap ice cream besar rasa coklat.

Anggi mengeryit dalam saat satpam rumah menghampirinya dan mengatakan bahwa ada seseorang yang hendak menemuinya katanya laki-laki. Siapa? Tidak mungkin kan Juan datang ke sini lagi?

Sandra dan Lissa saling pandang. Lantas, "lo ada janji ketemuan sama cowok? Yah, kalau gitu kenapa nggak bilang? Terus kita ngapain di sini, cuma jadi obat nyamuk!" gerutu Sandra.

"Gue bahkan nggak tau siapa orangnya." balas Anggi. "Suruh aja dia masuk, pak" balas Anggi pada Satpam.

Selang beberapa detik, Anggi memicingkan matanya saat melihat seorang cowok berbadan tegap dengan tatapan sinis itu menghampiri dirinya. Aura yang dipancarkan mampu membuat Sandra dan Lissa tak dapat berkutik.

"Ada urusan apa gue sama lo?"  tanya Anggi.

"Gue pengen bicara empat mata sama lo," balas Navic sarat akan perintah.

________

Terimakasih sudah mendukung aku hingga sekarang. Jangan lupa tinggalkan jejek dan makasih banyak buat supportnya.

CHANGEOVERWhere stories live. Discover now