Putera Ares

1.2K 136 19
                                    

tw // blood, pisau, belati, pedang, demigod

This is fantasy—




Duplikat fobos dan demios akan senantiasa mengiringi Eric kemana mana, entah itu dalam berperang bahkan tidur sekalipun jua.

Menaklukan kerajaan besar maupun kecil itu hal yang gampang bagi Eric anak setengah dewa, dewa perang tepatnya.

Taktik jitu, otak encer dan tanpa takut maju— Eric tanamkan pada diri bahwa sang Ayah selalu senantiasa menemani.

Tentu saja dengan embel embel abadi dan regenerasi.

Saat tengah menghunuskan perang ke seorang saudagar yang menghalangi jalan Eric menuju tempat kerajaan kecil didekat sungai.

Seorang anak kecil berambut keriting mengkerut takut di dalam kereta kuda.

Darah menetes dari pedangnya ketika Eric masuk dan bersitatap dengan silelaki kecil yang gemetar ketakutan.

Eric tidak peduli pada korban baik orang dewasa atau anak anak sekalipun yang dihadapanya jadi pedang yang sudah berlumuran darah itu Eric arahkan ke anak kecil yang menunduk dalam diam.

Zras—

Tidak ada darah keluar, Thanatos si malaikat kematian menghalangi Eric untuk membunuh.

Petir menggelegar diluar.

"Dia tidak bersalah dan sekarang bukan waktunya"

Maka Eric membuang muka dan segera pergi dari situ karena tidak mau berurusan dengan apapun yang berhubungan dengan anak buah Hades kalau tidak mau ayahnya sang Ares marah.

"Tch sialan— tunggu sampai umurnya dua puluh lima, dia akan datang kepadaku menyerahkan sebuah kepala"

Delapan belas tahun menunggu yang tak pasti, pesta kenaikan tahta Eric sebagai panglima perang dikerajaan sirius paling besar dilakukan oleh sang raja.

Semua bersuka cita tapi tidak termasuk Eric yang terus bolak balik dengan tidak tenang dekat jendela besar.

Jubah merahnya bergambar naga mengikuti arah kemana Eric pergi.

"Tuan minuman"

Ditawarkan oleh pelayan, Eric meminum minuman dengan tidak sabar.

Sampai ujung matanya menangkap pelayan yang baru saja memberikannya minuman adalah orang yang kepalanya harus ia penggal belasan tahun lalu.

"Berhenti disitu!!" Eric berteriak nyaring tapi suara musik mengalahkan panggilan yang ia lakukan.

Mengikuti sampai lorong lorong istana yang sepi tanpa ada orang, Eric terus menerus berada dibelakang sang pelayan yang berjalan cepat.

"Berhenti disitu!!"

Lagi lagi Eric hendak murka dan marah, ia memiliki kontrol emosi yang buruk sampai sang tawanan tersungkur didepan.

Baru Eric sadar bahwa ia sudah di taman kerajaan.

Mengeluarkan belati, Eric siap menyayat leher putih bersih orang yang diapitnya dari belakang.

"Thanatos kali ini tidak ada bahkan kerr yang menunggumu disana"

Kerr itu pembawa kematian yang menyakitkan.

"Kurasa ini memang waktumu" bisik Eric pelan pada sang pelayan yang sedikit gemetar.

Sampai sebuah kesigapan menjadi berbanding terbalik, Eric dibawah kungkungan dan belati ada dilehernya.

Age Of YouthWhere stories live. Discover now