"Happy ever after" did exist

1.1K 147 32
                                    

Draft ini sudah lumayan lama, semoga kalian suka tentang cerita sebuah keluargaSlide gambar untuk sensasi yang lebih baik dalam membaca^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Draft ini sudah lumayan lama, semoga kalian suka tentang cerita sebuah keluarga
Slide gambar untuk sensasi yang lebih baik dalam membaca
^^



Akhir Juni yang memasuki musim hujan bahkan cenderung badai, Yeonwoo di usia yang cukup belia umur sembilan tahun bahkan belum genap menuntaskan sekolah dasar. Melihat keluarganya hancur berantakan.

Cinta dan kasih sayang yang penuh tipu muslihat. Mendengar bantingan piring dan barang barang elektronik yang pecah terus menerus selama seminggu yang terasa seperti setahun.

Luka sayatan yang bahkan melepuh dan belum kering, sudah di timpa lagi dengan luka lain dari kepingan gelas yang Ayahnya banting.

Perihal kehilangan adik untuk kali kedua membuat Ayahnya murka sampai melewati batas manusia.

Saat saat itulah Yeonwoo melupakan apa arti cinta dan ingin menghkhiri jeritan papinya yang begitu menyayat hati. Menghalangi orang dewasa yang begitu abusif ke pada keluarga yang dulu bahkan dengar kata cinta setiap pagi— tahta paling tinggi.

Yeonwoo menangis dengan sesenggukan menyuruh agar papinya sadar dan tidak pergi dalam keabadian setelah terkantuk beberapa kali meja ruang tamu yang terbuat dari kayu jati.

Pilu menderu dengan hujan besar diluar, Yeonwoo pertama kalinya melihat binatang dalam wujud manusia.

Kabut amarah di mata sang Ayah telah meluap dan begitu menyakitkan, Yeonwoo tidak tau ketika ia akan di angkat ke atas dengan leher di cekik begitu kuat. Nafasnya sesak, lengkingan tertahan. Suara tidak keluar karena terhalang.

Yeonwoo yang kurus tak ter urus, makin menjerit ketika melihat papinya bangkit— merangkak di bawah kaki Sunwoo Kim. Dengan tenaga yang tersisa— yang bernama Eric itu bahkan hanya meminta keselamatan untuk Yeonwoo tanpa memperdulikan nyawa diambang batas surga "turunkan Yeonwoo— habisi aku, jangan anakku— Mas kumohon...."

Darah yang merembes dari dahi Eric, tidak bisa Yeonwoo usap kembali— pasrah dalam tangan kuat yang mengangkat. Tangan Yeonwoo kecil tak berdaya mengais apa saja didepannya. Jaket sang ayah yang penuh darah, atau ungkapan kata panggilan "Ayah... Ayah.. Ayah...." berulang ulang.

Sampai Yeonwoo berpindah tangan, pada dekapan sang Papi yang berdiri dengan kaki gemetar kemudian terjatuh kembali ke lantai.

Yeonwoo melihat dengan kepala sendiri yang ada di wajah Eric cuman keselamatan Yeonwoo sendiri tidak lebih. "Sayang... pergi..." bisikan permohonan yang mungkin bagi Yeonwoo sangat tidak masuk akal.

Tapi yang di lakukan orang tua itu membuat Yeonwoo menangis di jalan ketika disuruh keluar. Tanpa payung— menangis pada Tuhan siapa yang harus di salahkan atas keluarganya yang berantakan.

Yeonwoo berjalan terus dengan kedinginan di tengah badai, sampai pada pintu putih di blok perumahan lain. Yeonwoo pingsan ketika sahabat kecil yaitu Yeonjin berteriak nyaring— Yeonwoo kelaparan dan tidak punya tenaga untuk bilang, kedinginan dan butuh perlindungan.

Age Of YouthWhere stories live. Discover now