✧ Kepingan Masa Lalu 4: The Way I Left You.

1.4K 195 69
                                    

Disarankan memutar lagu di multimedia;)

****

Katanya cinta sedalam samudera?

***

Kedua orang dewasa itu duduk di kasur mereka. Tadi, sepulang dari kantor dan menyegarkan diri, Ravi mengajak Erika untuk membicarakan 'sesuatu'. Erika tak menolak, hanya berharap jika 'sesuatu' yang suaminya maksud akan bernilai positif.

"Mas mau bilang apa?" tanya Erika, sebuah senyum lembut terukir di bibir merah mudanya.

Ravi mengeluarkan sebuah map dari tas kerjanya, kemudian memberikan map tersebut pada Erika. "Mari berpisah," katanya.

Si wanita membulatkan sepasang netranya, tak cukup percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan. "Mas bilang apa?" tanyanya, memastikan bahwasanya kalimat yang ia dengar sebelumnya tidaklah benar. Erika pasti salahㅡ

"Mari berpisah."

ㅡternyata tidak. Ia tidak salah dengar.

Erika kemudian menatap sekembar manik legam sang suami. Tak ada keraguan di sana. Tak ada pula binar bercanda.

Jadi, Ravi benar-benar ingin berpisah darinya?

"K-kenapa, Mas?"

"Tanpa aku jelaskan juga kamu tau betul alasan aku, Er."

"Tapi, bukannya kamu udah menerima segalanya?" kata Erika. "aku juga udah jujur dan ceritain semuanya sama kamu, Mas."

Ravi mengambil napas dalam lalu berucap, "Satu tahun, Er. Satu tahun belakangan aku selalu mencoba untuk menerima kehadiran Kasa, tapi aku ngga bisa. Ngeliat Kasa mengingatkan aku atas penghianatan kamu. Udah 8 tahun. Kamu punya waktu selama itu untuk jujur, tapi kamu milih ngubur semua kebohonganmu. Aku ngga habis pikir, kok bisa kamu nutupin selama itu?"

"Mas, udah berapa kali aku bilang, itu bukan keinginanku. Aku berniat menggugurkannya, tapi aku ngga bisa. Aku juga seorang ibu, Mas."

"Tapi, kebohongan kamu buat aku kecewa, Er. Aku kecewa sama kamu. Kalo kamu jujur sejak awal, mungkin aku masih bisa nerima kamu. Dan setahun belakangan aku mencoba untuk menerima segalanya, tapi tetap ngga bisa."

"Mas ... aku ngga mau pisah sama kamu." Erika mengembalikan map tersebut pada sang suami.

Ravi sendiri menghirup napas dalam. "Tolong jangan gini, Er." Diambilnya mengambil tangan Erika dan menaruh map beserta pulpen di sana. "jangan mempersulit semuanya."

Ravi menatap sepasang manik sipit Erika. "Kamu tau sendiri, semenjak kebenaran itu terungkap, baik kamu maupun aku ngga ada yang baik-baik aja. Aku tau, kamu merasa bersalah. Karena itu, untuk mengurangi rasa bersalahmu, tolong lepaskan aku dari ikatan ini. Tolong beri aku kebebasan. Kamu tau sendiri, aku benci kebohongan. Bisa kamu bayangin gimana perasaan aku setiap liat Kasa?"

Erika menunduk, menatap map cokelat yang ada di tangannya.

"Kita udah ngga mungkin lagi hidup bersama, Tolong, Er. Jangan mempersulit jalan kita, aku ngga mau malah menaruh benci ke Kasa apalagi kamu," pinta Ravi. "kita bertemu baik-baik, jadi harus berpisah dengan baik-baik juga."

Erika kali ini mendongak guna menatap netra kembar Ravi yang dilingkupi tatapan memohon. Erika tak sanggup melihat itu, sungguh. Rasanya sakit saat Ravi sedih seperti ini. Karenanya.

"Kamu benar-benar ingin mengakhiri semuanya, Mas?"

Ravi mengangguk.

Ada lilitan sesak yang terasa mengikat erat jalan napas Erika. Ravi sungguh ingin mengakhiri hubungan mereka. Erika tak punya pilihan lain selain menuruti keinginan suaminya itu 'kan?

JUSTWhere stories live. Discover now