Tiga

2K 323 96
                                    

Tenten masuk ke kelas dan mendudukkan diri di bangkunya, ia menyapa Hinata tetapi sahabatnya itu tidak menjawab atau bahkan tidak menyadari kedatangannya sama sekali. Gadis itu mengernyit melihat Hinata yang sibuk memeriksa tasnya sambil sesekali menggerutu.

"Aish, kenapa bisa sampai lupa???" wajah itu kini tertekuk kesal, setelah tidak menemukan sesuatu yang ia cari.

"Apa yang terlupa?" Hinata sedikit terlonjak kaget saat mendengar suara Tenten.

"Kapan kau datang?"

Mengabaikan perkataan Hinata, Tenten kembali bertanya. "Apa yang kau lupakan? PR Kakashi-sensei?" mata Hinata melebar.

"Kakashi-sensei memberikan PR?" rasanya Hinata mau menangis sekarang, ia tidak ingat jika Guru matematika nya itu memberikan PR untuk hari ini. Sepertinya hari ini menjadi hari yang buruk baginya.

"Tidak ada." Hinata mencebik, ia menatap kesal pada Tenten yang tertawa karena sudah mengerjainya. "Jadi apa yang kau lupakan?"

Hinata menghela nafas berat, "Bekalku. Tadi pagi Ibu sudah mengingatkan untuk memasukkan ke tas, tapi aku lupa." Hari ini ada pelajaran olahraga untuk kelas mereka, dan sangat kebetulan Hinata tidak membawa uang sama sekali. Benar-benar sial pikirnya.

Tenten menggelengkan kepalanya, "Kau benar-benar ceroboh." Bibir itu mengerucut lucu sekarang. "Ya sudah nanti kita beli di kantin." Gadis itu tidak menjawab, kepalanya tertunduk sekarang, "Kau tidak membawa uang?"

"Tidak." Gadis bercepol itu kembali menggelengkan kepalanya.

"Kau bisa menggunakan uangku dulu."

"Terimakasih kakak ipar." Tenten terkekeh mendengarnya.

Pulang sekolah nanti, Hinata harus menyiapkan telinganya untuk mendengar Ibu yang mengomel betapa susah payahnya ia menyiapkan bekal dan dilupakan begitu saja oleh anaknya.

Sedangkan di sisi lain di ruangan kelas Hinata, seseorang mengirimkan pesan pada salah satu siswa mengenai Hinata.

***

Kelas 3-B baru saja selesai dengan pelajaran olahraganya. Setelah mengganti training dengan seragam sekolah mereka, Hinata dan teman-temannya kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran Matematika. Karena tidak ada waktu istirahat antara jam olahraga dan matematika, Guru mereka memberikan jeda lima belas menit untuk mengganti pakaian.

Hinata dan Tenten sudah duduk di bangku mereka. Saat Hinata hendak mengambil bukunya di laci meja, tangannya menyentuh sesuatu di sana, Hinata mengernyit, ia mengambil dan mengeluarkan benda itu dari sana.

Sebungkus roti keju dan sebotol minuman ia temukan. Mata bulannya menatap terkejut pada apa yang didapatnya. Selembar sticky note kuning tertempel di botol tersebut.

Lain kali jangan lupa lagi ya.. ^_^
U. Naruto

Hinata merasakan pipinya memanas sekarang, tangannya seolah bergetar memegangnya. Lagi-lagi Naruto membuatnya merasa diistimewakan.

"Kapan kau membelinya?" Tenten heran melihat Hinata roti dan minuman di tangan Hinata. Yang ia ingat, Hinata selalu bersamanya sejak pelajaran olahraga dan mereka langsung kembali ke kelas setelah mengganti pakaian.

"Tenten, ini.." gadis berambut cokelat itu mengambil sticky note yang tertempel di sana. Setelah membacanya, ia membelalakkan kedua matanya.

"Naruto!?" Hinata berdecak, sedikit kesal karena kehebohan sahabatnya itu, ia kemudian mengambil kembali kertas itu dari tangan Tenten.

"Dia menyukaimu."

This is Love (END)Where stories live. Discover now