Empat

1.9K 297 69
                                    

Kabar kedekatan Naruto dan Hinata sudah diketahui oleh banyak orang di sekolah mereka. Nama Hinata jadi banyak dibicarakan, dan sejujurnya itu membuatnya sedikit terganggu, terlebih ini merupakan tahun terakhirnya di sekolah. Ia hanya berharap agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Naruto kian sering memberikan perhatian pada Hinata selama seminggu ini. Semua perlakuannya mampu membuat gadis itu merasakan perasaan asing di hatinya.

Tenten kerap kali menggoda Hinata, gadis itu mengatakan bahwa ia merestui hubungan Hinata dan Naruto. Hinata sendiri meringis bila mendengar hal itu.

Hubungan? Hubungan apa? Ia bahkan belum yakin bagaimana perasaan pemuda itu sebenarnya. Walaupun harus ia akui, semua yang dilakukan Naruto membuatnya cukup terbawa perasaan.

Tenten menyakinkan Hinata jika Naruto memang menyukainya, gadis itu menjelaskan jika semua yang dilakukan Naruto adalah apa yang dilakukan seorang pria yang sedang berusaha melakukan pendekatan. Setidaknya itulah yang ia tahu saat Neji mendekati dirinya.

.

Hari ini Hinata datang ke gym basket untuk menyaksikan Naruto yang sedang latihan, Hinata menceritakan pada Tenten bahwa semalam pemuda itu mengatakan pada Hinata jika klub basketnya akan sparring dengan Suna. Tenten bilang itu kode dari Naruto, dia ingin Hinata menonton pertandingannya.

Jadi Tenten mengatakan pada Hinata untuk membawa sesuatu untuk diberikan pada Naruto seusai bermain. Hinata menurut, tetapi ia minta ditemani Tenten untuk menontonnya sepulang sekolah ini.

Kedua gadis itu memilih untuk duduk di tribun, Hinata cukup terkejut saat melihat ada banyak siswi yang datang untuk menonton latihan ini. Maklum saja, sebelumnya ia belum pernah menonton klub basket berlatih. Banyak dari siswi itu berteriak untuk menyemangati pemain. Tak terkecuali Naruto yang namanya banyak diteriakkan.

"Sepertinya kau salah saat mengatakan penggemar Naruto berkurang." Tenten melirik sekilas.

"Mana kutahu. Aku hanya meneruskan apa yang kudengar." Seringai jahil nampak di wajah gadis bersurai cokelat. "Jangan cemburu begitu! Kau sudah punya posisi lebih tinggi dari mereka."

Hinata memutar matanya bosan. "Posisi tinggi apanya?"

"Kau tidak berniat berteriak juga menyebutkan namanya?"

"Tidak, terimakasih." Di tangan Hinata kini ada selembar handuk yang sengaja ia bawa, sesuai dengan apa yang diinstruksikan Tenten padanya. Pandangannya bergulir ke arah lapangan, Naruto sedang berada di pinggir lapangan bersama timnya, sepertinya time out sekarang. Pemuda itu berkali lipat bertambah keren di matanya. Hinata tersentak saat Naruto melihat ke arahnya sekarang.

Pemuda itu tersenyum dan tiba-tiba mengedipkan sebelah matanya ke arah Hinata. Beberapa siswi di sekitar mereka berdua berteriak kegirangan. Wajah putih itu memerah malu, ia tidak bisa menahan senyumnya. Tiba-tiba saja tangan kiri Hinata terangkat, dan Tenten lah pelakunya. Ia ingin mengatakan pada Naruto bahwa sahabatnya sudah membawakan handuk untuknya.

"Kau ini kenapa?"

"Agar dia tahu kau datang."

.

Shikamaru melihat ke arah Naruto memandang, "Kau memintanya untuk datang?"

"Ya, secara tidak langsung." Pemuda itu tersenyum lalu bersiap untuk kembali ke lapangan untuk kembali melanjutkan permainan mereka.

Latih tanding itu berakhir dengan kemenangan Konoha, Tenten buru-buru menyuruh Hinata untuk mendekati Naruto. Tetapi sebelum gadis itu turun, langkahnya terhenti saat matanya menangkap pemandangan di depan sana.

Di sana, Naruto sedang berdiri dengan Shion yang sedang mengelap keringat Naruto menggunakan handuk.

"Hinata.." mata hazel itu memandang sendu sahabatnya yang kini hanya berdiri dan menunduk. Hinata tersenyum ke arah Tenten, mengatakan bahwa ia tidak apa-apa.

This is Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang