- Part 22 -

12 3 0
                                    

Happy Reading ❤❤

Vote & komennya jangan lupaa❤❤

Typo di tandai!

_ _

Lisa duduk lesehan di samping murid lainnya,membiarkan pancaran panas api unggun mengenai kulitnya. Malam terakhir mereka di sini di habiskan untuk mengadakan kegiatan api unggun,tujuan dari kegiatan ini untuk menjalin tali pertemanan dengan sekolah lain dan menambah kenangan masa-masa SMA.

Lisa merapatkan resleting jaketnya yang sedikit terbuka,panas dari api unggun tidak membuat hawa dingin di tubuhnya menghilang.Mungkin juga ini efek demam,sedari tadi ingus tidak henti-hentinya mengalir layaknya pancuran.

“Lo masih demam?Ke tenda aja yuk,di sini dingin.”tanya Ica di sampingnya khawatir. Bagaimana tidak? Sejak sore tadi badan gadis itu sudah panas namun dia tidak mau juga izin ke guru untuk istirahat.

“Gue oke,jangan lebay deh lo—”

“Hatchim!!”

Lisa menggosok-gosok hidungnya yang sedikit geli lalu memeluk diri sendiri untuk memberikan kehangatan.

“Oke apanya? Ingus lo aja udah sebaskom keluar,ke tenda aja yuk! Nanti kalau demam lo semakin parah gimana? Lagian guru gak bakal marah kok kalau lo izin.”Lisa menggeleng.

“Gue gak mau,udah sih bentar lagi gue sembuh kok.”

“Terserah lo deh,bandel banget di bilangin.”Ica pasrah.

“Gue ke tenda bentar,mau ngambil jaket.”Ica bangkit,walaupun Lisa sering membuatnya kesal dia tidak akan tega melihat sahabatnya kedinginan seperti ini. Ica itu sahabat yang sangat peduli tapi Lisa saja yang tidak menyadari.

“Kalau demam,kenapa masih di luar,hmm?”

Kedatangan Delon membuat Lisa membelalakkan matanya,cowok itu terus saja datang tidak di undang layaknya kunti.

“Pake jaket aku ya,gak papa-kan?”Delon membalutkan jaketnya ke tubuh Lisa.

Refleks Lisa sedikit menegakkan tubuhnya,mendapat perlakuan manis dari Delon benar-benar membuatnya salah tingkah.

“Gak usah,gu—aku gak kedinginan lagi,”sahutnya tergugup.

“Beneran,kok tangan kamu dingin?”

Lisa menelan salivanya dengan susah payah,sialan kenapa Delon harus menggenggam tangannya.

“Aku udah bilang kalau aku bakal ada dimanapun buat jagain dan dapetin hati kamu dan juga kamu harus terbiasa akan hal itu.”Lisa menoleh ke samping,jantungnya berdetak tidak keruan ketika mendapati wajah Delon tepat di depannya.

Delon sedikit memajukan wajahnya,mengikis jarak antara mereka.Lagi dan lagi Lisa dengan susah payah menelan salivanya apalagi saat deru nafas Delon menerpa wajahnya.

“Please,biarin aja kayak gini sebentar,”Delon berbisik seraya memejamkan matanya.

“Halo teman-teman semuanya! Masih semangat?!”

Lisa menjauhkan tubuhnya saat suara seorang Osis menggema,di dalam hati tak henti-hentinya dia bersyukur sebab telah menolongnya dari Delon.Dengan kondisi seperti tadi,itu tidak baik untuk jantung dan hatinya.

Halo Lisa!Where stories live. Discover now