4. Rumah Sakit

223 35 6
                                    

Jay keluar kamar dengan pakaian rapi. Aroma parfum bermerk mahal menyeruak dari sekujur tubuhnya membuat wanita siapa saja akan nyaman jika dipeluk olehnya, tapi sayang dia sudah memiliki pawang. Bersamaan dengan itu, Heeseung dan Ni-ki juga keluar dari kamar di sampingnya.

"Lo mau kemana, Jay?" tanya Heeseung melihat pakaian rapi yang adiknya itu pakai.

"Jalan dong, 'kan ini hari Minggu. Waktunya kencan sama Somi," jawab Jay dengan ekspresi tengilnya.

"Lo berdua juga mau kemana? Ni-ki kok gendong tas, ini 'kan hari Minggu?" tanya Jay kemudian.

"Gue mau anter Ni-ki, Jungwon, sama Sunoo kerja kelompok di rumah temennya," jawab Heeseung.

Jay menggangguk mengerti. "Terus si duo imut itu mana?"

"Udah di bawah, ya udah gue anter mereka dulu," kata Heeseung. Mereka pun turun ke bawah, sebelumnya Ni-ki sudah bersalaman dengan Jay.

Setelah itu Jay pun ikut turun ke bawah. Baru saja menginjak lantai dasar, Irene memanggil membuatnya menoleh.

"Kenapa, Mah?" tanya Jay.

"Kamu mau kemana, kok rapi banget?" tanya Irene sedangkan Jay hanya cengengesan.

"Biasa anak muda," bisiknya membuat Irene geleng-geleng kepala.

"Berarti kamu gak bisa anterin Mama ke pasar dong?"

"Maaf Mah, gak bisa. Emang yang lain kemana, Mah?" tanya Jay sedikit tidak enak.

"Papa, Jake, sama Sunghoon belum pulang dari lari-lari pagi. Kalo Heeseung antar Sunoo, Jungwon, Ni-ki kerja kelompok."

"Tapi maaf Mah, Jay gak bisa anter." Jay memeluk Irene dari samping.

Irene tersenyum lalu melepaskan pelukannya. "Gak papa, kamu have fun aja sama pacar kamu. Mama bisa naik taksi atau minta dianter Papa nanti," kata Irene.

"Ya udah, Jay pergi ya Mah. Mama hati-hati di rumah." Jay menyalami tangan Irene lalu berjalan keluar rumah.

Jay menjalankan motornya ke tempat di mana ia dan Somi janjian untuk bertemu. Kenapa tidak di rumah Somi saja? Kan ada Haruto, bisa-bisa nanti ribut.

"Somi."

Gadis berkulit seputih susu dengan rambut coklat panjang menoleh saat Jay memanggilnya.

"Oh kamu udah sampai," kata Somi sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil.

"Kamu kenapa sih kok senyum-senyum gitu? Bahagia banget kayaknya," tanya Jay melihat ekspresi Somi yang berseri-seri.

Jay tersenyum lalu menaik-turunkan alisnya membuat Somi terkekeh. "Kamu kenapa?" tanya Somi.

"Gak sabar ketemu aku yah? Makanya senyum-senyum gitu," pede Jay.

Somi mengangguk-anggukkan saja ucapan lelaki itu. Kalo dilanjut bisa sampai subuh gak selesai-selesai. Lantas ia duduk diboncengan Jay dan Jay langsung menjalankan motornya.

"Kita mau kemana dulu, sayang?" tanya Jay sambil melirik sedikit ke wajah sang pacar.

"Ke taman sebentar boleh gak?"

"Mau ngapain?" tanya Jay.

"Aku dari kemaren pengin makan cilok yang dijual di deket taman," kata Somi mengerucutkan bibirnya.

"Oh jadi kamu ngidam cilok?"

Somi memukul pundak pacarnya. "Ngidam? Kapan kita ngelakuin 'itu'nya?" kata Somi polos.

Jay tertawa terbahak-bahak padahal dirinya hanya iseng menggoda Somi. Pacarnya itu memang kadang-kadang bisa berubah gadis yang sangat polos. Kan jadi gampang kalo di ajak 'itu'.

W.I.L? || ENHYPEN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang