33. Niagara

86 16 6
                                    

Cast dicerita ini emang random semua gaess... Suka suka author ajalah wkwk

******

"ANJAYYY!!! KONDE IBU LEPASSSS!!!" Jay mempercepat ritme larinya, tawanya terus mengudara di sepanjang lorong. Ia tadi tak sengaja menendang botol sampai mengenai konde Bu Taeyeon. Bukannya minta maaf tapi malah kabur. Begitulah Jay.

Jay sudah menghentikan larinya akibat perut sebelah kanannya nyeri. Nafasnya juga terdengar tak beraturan. Untung saja Bu Taeyeon tak berhasil mengejar. "Jay."

Panggilan itu membuatnya menoleh. Ekspresi yang awalnya ceria langsung berubah muram mendapati Somi yang sudah ada di depannya. Keadaan gadis itu kini sudah baik-baik saja terlihat dari bekas goresan luka yang nyaris hilang.

Jay tak menyahut sampai gadis itu berkata lagi, "Gue mau minta maaf dan makasih udah mau tolongin gue waktu itu. Gue gak nyangka lo masih peduli sama gue," ucapnya dengan senyuman paling manis yang Somi punya.

"Oot, gue juga minta maaf karena pernah bentak-bentak lo. Gue baru tau kalo Heeseung itu Abang lo," Suara Somi terdengar canggung di telinga Jay, "ternyata dia deketin gue waktu itu cuma kedok buat memecahkan kasus pembunuhan bokap gue. Bodoh banget gue... Hahaha malah kejebak dan berakhir kita putus."

Jay tak bereaksi apapun dan menurutnya ia memang tak seharusnya mendengar semua itu. Karena Jay sudah tau semuanya. Bahkan tawaan hambar Somi diakhir kalimat membuat dirinya makin ilfil.

Somi masih mempertahankan senyumnya. Sebisa mungkin ia tidak memperlihatkan rasa sakitnya dicueki Jay. Karena tak ada reaksi apapun dari cowok itu, Somi pergi dengan ucapan terima kasih dan maaf untuk terakhir kali.

******

Bel istirahat berbunyi membuat seluruh siswa kelas 11 IPA 1 menghela napas sepanjang-panjangnya. Mereka mengumpulkan kertas ulangan matematika ke meja guru dengan tangan bergetar. Setelah semua lembar ulangan terkumpul, Sang guru langsung menutup pelajaran dan keluar kelas. Barulah mereka dapat bernapas lega.

Ni-ki menoleh ke bangku belakangnya karena ada yang memanggil. "Nik, lo tadi nomor 25 A apa D?" tanya Renjun.

"Gue C."

Renjun menepuk jidatnya sendiri. "Oh iya, bodoh banget gue kan nyari x nya dulu ya? Gue malah langsung masuk ke rumus." Cowok berkulit putih dengan rambut agak kecoklatan itu menggeram gemas pada dirinya sendiri.

Ni-ki terkekeh melihat tingkah teman sekaligus tetangganya itu. "Kan Bu Jihyo baru ngejelasin kemaren, Jun."

"Hehe, gue lupa."

"Udah jangan dipikir, nilai lo pasti bagus, Jun."

"Amiiinn... Oh iya ntar sore jadi kelompokkan di rumah lo kan?"

"Iya, mau jam berapa?"

Renjun melirik jam dinding, telunjuknya menjentik-jentik seperti sedang menghitung tapi Ni-ki tak tau apa yang dihitung. "Jam 3 sore gimana?"

"Siap."

*******

Ni-ki dan abang-abangnya langsung pulang ke rumah. Ni-ki turun dari boncengan Jay sampai cowok itu memekik, "Hati-hati turunnya bocah! Kalo kaki lo patah gak ada yang jualan kaki manusia!"

Jake, Sunghoon, Sunoo, dan Jungwon hanya terkikik mendengar itu. Sedangkan, si Ni-ki sudah berlari masuk ke kamarnya. Mengganti seragam sekolah dengan kaos biasa, tetapi celananya masih celana sekolah. Lalu keluar kamar menuju ruang tamu, kepalanya geleng-geleng. Buru-buru ia membersihkan ruang tamu itu, menyapunya, mengelap meja, bahkan mengepelnya sampai kinclong.

W.I.L? || ENHYPEN [SELESAI]Where stories live. Discover now