_Aku Datang Untukmu, Lyana_

41 6 0
                                    

Assalamualaikum Semuanya!

Hallo sobat wattpad❤

Kembali lagi dengan cerita  Penantian Cinta Lyana.

Udah vote belum?

Ayo tekan vote nya sebelum scrool ke bawah.

Happy Reading❤

_________________

Garen berdecak pelan. Menyadari Setya yang mondar mandir di depan pintu. Sebentar sebentar melihat pantulannya di cermin. "Ck! Anak Ayah udah ganteng!"

Setya meringis, "Setya gugup, Yah."

Garen menatap Setya jengah, "baru segini aja mentalmu itu lemah, Mas! Masa cuman mau silaturahim ke rumah Pak Raka Wijaya aja gugup begini!"

Laras berkacak pinggang, ikut menimbrung, "Ya wajar dong, Yah! Namanya juga mau minta izin ke Pak Raka untuk melamar putrinya!"

"Belain aja anak kesayangannya, Bun! Mas Setya jadi laki-laki itu nggak boleh gugup. Masa anaknya Jendral Garen Nares Abimanyu dilanda gugup begini pas mau ketemu camer!"

Adel menghela napas. Mengode Setya untuk masuk ke dalam mobil. Setya mengangguk. Diliriknya Genta yang muncul di balik pintu. "Ayah! Bunda! Kalau debat terus begini, kapan mau ke rumah kak Lyana?"

Garen dan Laras saling pandang. "Eh, iya! Ayo, Yah! Buruan! Gak sabar deh ketemu sama Lyana, Pak Raka dan Bu Ratna," Laras melirik Setya yang tengah meremas stir mobil. "Apalagi anak itu tuh!" godanya membuat Setya tersenyum mesem.

"Genta! Jaga rumah! Do'a in adikmu ini supaya direstuin untuk lamar Lyana!" teriak Garen yang menyembul di balik pintu mobil.

"Siap, Yah! Woi! Set! Jangan malu-maluin lo minta izin nya nanti!" Genta menggeleng-gelengkan kepalanya. Membayangkan betapa gugupnya Setya nanti kalau sedang melaksanakan akad. Baru mau minta izin saja sudah begini. Gimana nanti?

Mobil perlahan keluar dari pekarangan rumah. Selama perjalanan Setya terus saja mencengkram kuat stir.

"Mas! Jangan terlalu gugup kenapa? Terlalu lebay, deh!" cibir Adel.

"Kamu, nggak usah ngomong! Diem aja! Belum aja ngerasain apa yang mau Mas Setya rasain! Nanti pas dibawa kerumah pacarmu pasti kayak gini juga!"

Adel tertawa, "bwahahaha.. Mas! Mas! Adel kan santai anaknya, nggak kayak situ!"

"Heh! Udah! Dimobil masih aja ribut. Awas kalian nanti berdua ribut disana! Uang jajan kalian Ayah potong!" ancam Garen.

Adel memberengut, "Ah! Ayah nggak asyik! Mainnya ancam uang jajan!"

"Mau Ayah kasih atau enggak, Setya nggak masalah. Kan udah bisa cari uang sendiri!"

"Adel diem nih! Tapi uang jajan jangan dipotong ya, Yah!" pintanya memelas.

*

*

*

"Yah, nanti Setya harus gimana?" Setya melirik Garen. Meminta jawaban dari Ayahnya.

"Ya kamu bilang dong, Mas! Kalau mau lamar Lyana. Minta izin ke Pak Raka baik-baik," titah Garen membuat Setya mengangguk.

Mobil perlahan masuk ke pekarangan rumah megah keluarga Wijaya. Laras menatap kagum, "Masya Allah, Mas! Rumahnya bagus, elegan begini."

Disusul Adel di belakang. "Nanti kalau Adel bangun rumah, suasananya harus lebih bagus dari ini. Ini aja udah bagus!"

Setya menatap jengah, Laras dan Adel terlalu lebay menurutnya. Hingga deheman Garen langsung menyadarkan mereka.

"Eh? Ayo, Yah!" ajak Laras. "Keasyikan lihat rumah megah begini jadi nggak fokus."

Setya memencet belnya. Hingga beberapa menit kemudian Lyana muncul di balik pintu dengan menggunakan gamis berwarna peach serta hijab yang membingkai kepalanya.

"Tante, Om." Sambut Lyana yang langsung menyalimi Laras dan Setya.

"Silahkan masuk, Om, Tante. Ayo Adel," ajak Lyana mempersilahkan Lyana masuk.

Raka dan Ratna muncul dari arah ruang keluarga. Menyapa Garen dan juga Laras, tamu spesialnya untuk Lyana.

"Wah! Pak Nares dan Bu Laras, silahkan duduk!" sapa Raka.

Ratna langsung duduk di samping Raka. Menatap Laras sembari tersenyum.

"Bu Laras, ayo silahkan diminum," titah Ratna setelah bi Asti meletakkan beberapa cangkir teh.

Laras megangguk, "aduh, jadi ngerepotin ini Bu!"

Ratna kembali menggeleng, "nggak ngerepotin kok, Bu."

Garen berdehem, "jadi kedatangan kami kesini untuk meminta Restu pada Pak Raka agar merestui hubungan anak tengah saya, Mas Setya untuk lanjut ke jenjang berikutnya."

Raka menggangguk sembari tersenyum, "kami sekeluarga merestui hubungan Setya dan Lyana Pak."

"Om, Saya minta izin untuk lamar Lyana minggu depan. Apa Om dan Tante merestui dan mengizinkan Setya untuk lamar Lyana?" Setya buka suara.

"Kami sekeluarga sangat mengizinkan kamu untuk lamar Lyana." ujar Raka.

"Setya minta izin mau ngobrol dulu sama Lyana diluar, apa boleh?" Semuanya mengangguk mempersilahkan Lyana untuk mengikuti langkah Setya.

"Ini anak Ibu yang terakhir?" tanya Ratna memastikan.

Laras mengangguk, "Iya Bu Ratna, ini anak saya yang terakhir, namanya Adel. Masih sekolah di SMA."

Hanya itu yang Lyana dengar saat dirinya keluar rumah dan duduk di teras dengan Setya. Keduanya duduk di kursi yang terletak di teras. Memandangi langit malam yang dihiasi bintang bertaburan.

Setya berdehem, "Ekhm, Lyana. Maaf ya, kalau aku terlalu cepat melangkah. Aku cuma nggak mau kalah start sama orang lain."

"Lyana ngerti kok. Dan Lyly seneng tau, kamu datang kesini bawa keluarga kamu." kata Lyana, "Walaupun nanti jam 2 malam kamu harus balik lagi ke Jepang." lirih Lyana.

"Aku mau kamu terima lamaran aku ya? Jadi istri aku dan mau hidup bersama hingga maut memisahkan kita," Setya bersimpuh di hadapan Lyana dengan satu buket bunga lily berwarna merah.

Air mata Lyana langsung menyeluruh keluar, "Iya! Aku mau!"

Setya bangkit dan langsung memeluk Lyana setelah Lyana menerima buket bunga darinya. "Terima Kasih, Ly."

"Aku akan datang lagi minggu depan,"  kata Setya menatap mata Lyana serius.

Lyana mengangguk, "aku bakal tungguin kamu."

"Kak, Mas! Udah belum ngobrolnya! Ini kata Tante Ratna suruh masuk dan makan, Ayo Kak!" Adel muncul di balik pintu membuat Lyana menoleh.

Mata Lyana melirik Setya yang mengangguk.

"Ayo buruan masuk, Ly. Nanti kamu kedinginan disini lama-lama." titah Setya menggandeng Lyana masuk.

"Ya ampun, Adel cuman di anggep angin lalu! Dasar ya, Kak Lyana sama Mas Setya ini nyebelin!" gerutu Adel. "Adel yang nyamperin kesini malah di tinggal!"

________________TBC_______________

Sejauh ini hubungan Lyana dan Setya, apa kalian nggak mau vote ceritanya di setiap Part?

Ayooo dong jangan sider, please!

Tekan vote nya yaa..

Terima Kasih sudah membaca, vote dan komen di cerita Penantian Cinta Lyana.

See you next part!

Penantian Cinta Lyana |END|Where stories live. Discover now