Difabel
Hai, sapaku
Meski aku tahu kau tidak mendengarku
Bagiku kau sama seperti yang lainnya
Dalam beberapa hal justru lebih istimewa
Memang benar sulit berinteraksi denganmu
Namun, bukan berarti tidak bisa
Bukankah kau tahu?
Seringkali aku menyapa
Jujur saja,
bagiku kau luar biasa
Kau kuat tak terhingga
Mampu menjalani yang belum tentu bisa dijalani orang biasa
Sehari-hari,
kadangkala aku malu pada diriku sendiri
Kau saja mampu melewati
Bibirku justru mengeluh tanpa henti
Kemudian bertemu di tatap mata
Kau yang sudah hafal, menyemangatiku seperti biasa
Tersenyum hingga matamu membentuk satu garis
Dan aku menggeleng seraya tersenyum tipis
Bertemu denganmu ...
adalah hal paling tulus yang kutahu
Dipandang sebelah mata di dunia
Padahal yang sebenarnya, sempurnamu nanti di surga
****
Request-an sudah berdebu baru diketik fresh dari otak. Kurang paham request difabel apa jadi memposisikan diri sendiri saja, karena sehari-hari berinteraksi dengan mereka dan katakanlah salah satu puisiku yang paling jujur. Dan dari pengalaman itu, menurutku mereka bahkan lebih bisa memanusiakan manusia.
Tertanda,
Dian Nafika
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam
PuisiDiam bukan berarti bungkam Karena diamku berontak Karena diamku menolak Karena diamku menanti Karena dengan diam, aku meminta izin pergi **** Tak memaksa membaca, sebab bacaan perihal rasa Bila sudah nyaman Tetap posisikan pada zona aman Jika me...