🌹ILY_~ I love you

105 19 6
                                    

23. The R Family

"Ngapain lo ngajak gue ke rumah lo?" tanya Ily seraya melepaskan sepatunya begitupun Rasya.

"Katanya lo gak mau ketemu dulu sama Leo. Yaudah gue angkut aja lo kesini," balas Rasya dengan tenang. Tetapi berlainan dengan Ily yang dilanda gugup. Ia tau Rasya mempunyai tiga orang Kakak dan semuanya laki-laki.

Baru pertama kali ini ia datang menyambangi rumah Rasya. Sebab selama ini Rasya tidak pernah mau mengajak Rasi, Rey, Leo, dan Ily berkujung ke rumahnya. Jika ada kerja kelompok pun Rasya paling ogah menjadikan rumahnya tempat.

Ily menggaruk kepalanya, ekor matanya melirik ke pintu kemudian berbisik. "Kakak lo gak nyereminkan?"

"Gak tau. Gak kenal gue sama mereka."

Rasya membuka pintu namun pergerakannya terhenti ketika melihat sepasang sepatu tergeletak begitu saja di dekat pintu pasti itu ulah Rhys Abangnya yang paling pemalas.

Cowok menendang sepatu itu sampai keujung gerbang.

"Kenapa sepatunya lo tendang?"

"Biarin bang Rhys juga selalu gitu sama gue."

Rasya mempersilakan Ily masuk. Cewek itu masuk ke dalam rumah dengan ragu. Keadaan rumah sangat berisik dengan teriakan kasar seseorang.

Di ruang tamu ada tiga orang laki-laki yang tengah menonton pertandingan Bulutangkis. Sepertinya mereka belum menyadari keberadaan Ily dan juga Rasya.

Rasya merangkul Ily seraya menunjuk cowok yang lagi tiduran dikarpet, diatas tubuhnya ada seorang anak kecil laki-laki tertidur pulas dipelukannya. "Itu Kakak pertama gue. Namanya Rian kakak favorit gue dan anaknya Rion."

Kali ini telunjuk Rasya beralih. "Itu Kakak kedua gue Kak Rasendriya. Bisa ngeliat hantu, anjir."

"Nah terakhir. itu Kakak pungut gue paling ngeselin. Namanya Rhys."

Ily manggut-manggut.

"Assalamualaikum," salam Rasya membuat ketiga cowok yang awalnya fokus ke televisi beralih menyambut kedatangan Rasya.

"Buset, Syasya bawa cewek bang! Cewek tulen bukan?" celetuk Rhys.

Rasya mengerling sinis. "Apa, sih jamet?" Cowok itu menyalimi Kakak tertuanya kecuali Rasen dan Rhys padahal tangan mereka sudah mengapung di udara.

"Hallo, Kak. Nama aku, Ily. Salam kenal," sapa Ily seraya menyalimi tangan Rian kemudian berpindah pada Rasen ketika Ily hendak salim pada Rhys cowok itu tak kunjung membalas membuat Ily bingung.

Rhys nyengir. "Tangan gue lagi sakit. Gimana salam perkenalannya pake cara cipika-cipiki aja?"

"Modus lo, anying!" Rasya menarik Ily. "jangan salim, Ly. Dia bukan kakak gue. Ngapain, sih anak pungut masih disini? Pulang sana ke Rahmatullah."

"Sya!" tegur Rian membuat Rasya langsung diam.

"Mampus lo! Coret aja dari kk, bang!" Kompor Rhys.

"Ly, Kakak tinggal bentar, ya. Kak Rian mau tidurin Rion dulu. Kalian ngobrol dulu aja disini," ucap Rian.

"Iya, Kak," balas Ily.

Rasya mengajak Ily duduk. Baru sedetik bokongnya mendarat di sofa tiba-tiba lampu mati namun hanya sebentar tapi itu cukup membuat Rhys dan Rasya tersentak. Rhys melompat berpindah duduk ke sebelah Rasen.

"Anjir, siapa itu? Rhea bukan? Jangan bilang ada setan baru di rumah?" Jerit Rhys.

"Bang, jangan ngadi-ngadi lu. Si Rhea aja udah cukup jangan nambah lagi, aing takut," omel Rasya. ( Aing = Saya)

ILY, I love youWhere stories live. Discover now