🌹ILY_~ I love you

111 25 13
                                    

26. Foto

Foto kedua orangtuanya hilang. Kemarin sebelum mengepel, Ily sempat memandangi foto orang tuanya karena rindu tiba-tiba datang menyergap. Setelah puas ia langsung memasukkannya lagi kedalam laci. Ily selalu menaruhnya disana tak pernah memindahkannya kemana-mana.

Leo muncul di muka pintu hanya menyembulkan kepalanya. "Hey-hey, Ly!"

Ily menoleh, bibirnya terbuka hendak bertanya kepada Leo namun sedetik kemudian terkatup kembali, tidak jadi bertanya. Memutar kepala memutuskan mencarinya sendiri.

Leo masuk, ia bisa melihat kondisi kamar Ily sangat berantakan. Bantal, selimut dan baju berhamburan di lantai.

Leo berdehem lalu senyam-senyum menuduh. "Lo tadi malem banjir orderan ya sampe berantakan gini? Laris bener lo, Ly."

Ily melayang tatapan sinis.

Leo tidak terpengaruh. Cowok itu tersenyum manis mewujudkan ginggulnya, berjongkok di dekat Ily mengamati gadis itu yang sibuk menggeledah laci.

"Lagi nyari apa?" tanyanya.

Leo memiringkan kepalanya. "Bulu perindu lo ilang?"

Tak ada jawaban.

"Gak jawab kita pacaran, gak noleh kita jodoh," ancam Leo.

Ily setia membisu.

Leo memutar paksa wajah Ily menghadapnya. Mau tak mau pandangan mereka bertemu.

"Lagi nyari apa, sih? Gue daritadi nanya gak dijawab. Biar gue bantuin biar cepet ketemu. Liat nih udah jam berapa nanti telat loh ke sekolah."

Ily baru sadar ia akan berangkat sekolah. Jam menunjukkan pukul 06:10. Ia bingkas seraya menyingkirkan kasar tangan Leo membuat cowok itu mendengkus.

Berani-beraninya Ily menghempaskan tangannya padahal banyak cewek diluaran sana berlomba-lomba mendambakan belaiannya.

"Berangkat sekarang?"

"Iya,"

"Gak mau dicari dulu barangnya? Penting gak?"

"Nanti aja."

"Yakin?"

"Hm."

***

Ily turun dari motor, melepas helm dari kepalanya kemudian berlalu begitu saja. Menghiraukan Leo yang cengar-cengir menunggu Ily melepaskan helmnya juga seperti biasanya.

"Helm gue gimana? Gak dilepasin juga?"

Ily tidak menggubris malah mempercepat langkahnya memperlebar jarak dengan cowok itu.

Leo berkacak pinggang. "Balik lagi gak lo! Sini gak! Kalo lo gak balik lagi gue sumpahin lo jadi jodoh dunia akhirat gue! Aamiin!"

Ily seolah tuli malah melenggang santai. 

Leo berlari menyusul. "Hey! Harusnya gue yang jalan didepan! Kan gue majikannya!"

"Dasar babu gak tau diri!" Leo memegang kedua bahu Ily dari belakang lalu melompat, menekannya.

"Sakit!"

Leo memang tidak sadar body! Sudah tau berbadan samson malah menekan dirinya yang berbadan mungil.

"Biarin, biar lo makin bogel!" Marahnya Ily membuat Leo kian gencar menjahilinya. Cowok itu membetot rambut Ily sampai Ily hampir kejengkang.

"Mundur, kan lo makmun bukan imamnya."

Tarikan Leo membuat langkah mereka seirima.

Ily menjeling kemudian merotasikan bola matanya.

"Ly ..."

ILY, I love youKde žijí příběhy. Začni objevovat