🌹ILY_~ I love you

299 28 10
                                    

06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


06. Hujan sang pembawa kenangan

Ily menghela napas kasar menatap hujan dihadapannya yang turun dengan derasnya. Karena hujan ia dan Leo tidak bisa pulang padahal sekolah sudah sepi hanya tersisa beberapa siswa yang memilih meneduh sedangkan Rasi, Rasya, dan Rey memilih menerobos hujan.

Sebenarnya Ily tidak terlalu menyukai hujan sebab mengingatkan Ily pada kejadian mengerikan beberapa tahun silam yakni kecelakaan mobil yang merenggut nyawa orang yang paling Ily sayangi didunia ini yaitu kedua orang tuanya.

Namun, berbeda dengan Ily justru Leo
sangat menyukai hujan. Setiap kali hujan turun senyum diwajah cowok tampan itu akan terbit. Terlihat dari ekspresi Leo yang begitu sangat bahagia. Cowok itu bahkan menjulurkan tangannya menampung air  hujan yang turun ketelepak tangannya dengan senyum tiada henti. Kata Leo ia sangat suka wangi. Hm, wangi apa ya namanya Ily lupa .....

"Petrikor." Leo bersuara membuat Ily langsung menoleh pada cowok itu.

Ily berkedip merasa sedikit takjub karena bisa kebetulan begitu. Apakah ini yang dinamakan ikatan batin?

"Hah?" Ily masih tak percaya. Apa jangan-jangan Leo bisa mendengar suara hati Ily selama ini?

"Gue suka wangi petrikor." Leo menarik napas dalam-dalam menghirup udara dengan semangat. "Wanginya candu banget."

"Petrikor itu apa?" tanya Ily yang emang daridulu nggak tau artinya. Leo tidak pernah memberi tau apa arti kata petrikor yang sering ia sebutkan itu.

"Lo nggak tau artinya?" Leo malah balik bertanya membuat Ily kesal setengah mati. "Kalo gue tau ngapain gue nanya sama lo?!"

Leo mendorong pelan ke kepala Ily kebelakang seraya tertawa. "Bodoh!

"Dih, orang bego tereak bego."  Leo emang suka nggak tau diri.

"Yaudah sini gue bisikin!" Leo menyuruh Ily agar mendekat.

"Kenapa harus dibisikin? Kenapa nggak langsung aja ngomong?"

"Yaudah lo nggak usah tau aja, deh! Cari aja jawabannya sendiri." Leo ngambek.

Ily memutar mata malas seraya mengibaskan rambutnya kebelakang. Masa bodo kalo Leo nggak ngasih tau, nggak rugi juga.

"Babu, Ily!" panggil Leo yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Ily.

"Apa, sih?" jawab Ily sedikit kesal karena Leo memanggilnya seperti itu, tapi tangannya bergerak menaikkan resleting jaket Leo keatas karna udara semakin dingin.

"Kenapa lo nggak suka hujan?" tanya Leo seraya menyelipkan anak rambut Ily kebelakang telinga.

"Bukannya Lo tau alasannya, ya?" Leo memang tau semua tentang Ily. Tanpa Ily ceritakan.

Leo mengangguk-anggukkan kepalanya berkali-kali. "Tau-tau, cuma ngetes doang."

Ily berdecak kesal. "Tai sekali ya anda. " Leo tertawa. Cowok itu memeluk Ily seraya berucap. "Kalo lo nggak mau jadi hujan, Lo bisa jadi pelangi."

ILY, I love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang