<2>

5 8 0
                                    

Aroma beer menguar diseluruh penjuru ruangan. Beat dari musik yang dimainkan oleh DJ mengiringi kegiatan beberapa anak muda yang terlihat berjoget diatas dance floor itu. Ditambah, gemerlap lampu diskotic yang menyilaukan. Cewek itu cuma nyeruput wine nya dengan anggun di meja bartender. Nungguin ke-dua temannya yang pada ngaret. Sambil sesekali buka aplikasi instagram dan nge-stalk-in akun para pengikutnya. Kalau sekali aja dianggapnya menarik, bakal dia klik dan bakal cari tahu sampai akun-akun sosial media lain.

Club ini milik adik-papanya Rely alias om nya, jadi walaupun cewek itu  masih dibawah umur dan belum punya KTP. Dia masih bisa masuk lewat pintu belakang. Orang dalem deh intinya. Meskipun dia bawa temen, se-pick up.

"Rel, maaf telat, pake ada acara cincong segala tadi gue sama memedi." fyi, memedi itu kakak sepupunya Tati. Dipanggil memedi, karena katanya, cewek itu males nyebut nama dia. "Josia, belom dateng?" Rely menggeleng.

"Gue curiga tuh anak sebenernya dah dateng tapi kesasar kayak waktu itu." Ujar Tati menduga-duga. Cewek itu mendaratkan bokongnya di kursi depan bartender sebelah Rely.

"Maybe." Jawab Rely singkat sambil menyeruput wine nya dan melanjutkan aktivitas stalking-stalking nya itu. Tati melepas cardigan hitam sehingga menampakkan kulit lengan nya yang sawo matang. Dengan pakaian yang, luar biasa kurang bahan.

"Lo mau ngejablay apa gimana?" Komentar Rely yang langsung mendapat toyoran dari cewek itu. "Iya, gue mau gaet om-om buat gue porotin duitnya." Kata Tati sambil menyengir lebar. Sambil menyanyi sepotong lirik Boombayah, milik Blackpink.

"I dont need a boy, i need a man~"

"Gak usah sok-sok an, tiba-tiba bangun udah diranjang, hilang segelnya, nanges." Ledeknya. Tati hanya me-rolling eyes, dengan mimik wajah nyenye nyenye.

"Gue emang gak minat om-om, gue dah punya sugar daddy." Rely langsung menendang kaki nya,"ya sama aja lol."

"Punya dedi-dedi lo? Berarti lo dah gak virgin dong?" Rely terbatuk -batuk karena wine-nya ketika mendengar ucapan Max barusan.

"Ya kagak lah, gua masih rapet ye, sekate-kate lu." Jawab Tati tidak terima.

"Lah? Terus?" Cowok itu keliatan bingung.

"Lo kepo amat sama sih, Ya buat mainan aja." Max hanya menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan. "Gue goblok kalo jadi dedi-dedi lo itu."

"Orang misqueen mana paham." Ujar cewek itu meledek. Max hanya memutar bola matanya malas dan berdecak.

"Oh iya, Max, kayak biasanya." Pinta cewek itu lagi pada bartender ganteng didepannya. "Siap cantik. Tequilla spesial untuk cewek tercantik sedunia."

"Dih, lo gombal mulu kesel." Sewot Tati. Cowok berambut coklat dengan alis tebal itu memberikannya sebotol tequilla dengan satu kecupan ditutupnya. Tati menerimanya dengan tampang sok-sok an jijay.

"Tapi salah, cewek tercantik didunia ini adalah Rely." Tati meringis. Rely hanya memutar bola matanya malas. Cewek itu sudah bosan ngegombalin cowok tipe kardus kayak Max ini.

"Tumben, lo gak agresif Rel." Celetuk Max. Cowok itu juga menyadari perubahan sikap Rely yang daritadi diam dan berkutat dengan ponselnya. Padahal biasanya, cewek itu selalu gelendotan godain Max dan ngeluarin precious words nya.

"The Queen already found her king." Jawab Tati yang mengusapi tutup tequilla bekas jigong Max tadi dengan tisu. "Turut berduka cita ya, bray." Ledeknya. Max berdecak, "seenggaknya gue bisa kerja dengan tenang, sekarang." Ucapnya dengan nada yang tampak sangat kecewa namun berusaha ia tutupi.

RELYCIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang