<6>

1 4 0
                                    

Piip..  Piip

"PAK! WOI BUKAIN ELAH, KESEL BANGET." Teriaknya sambil terus menekan klakson. Gondok juga pak satpam gak cepat-cepat bukain gerbangnya. "Jangan makan gaji buta, Pak."

"Eh iya, maaf non, bapak tadi ketiduran." Ucap pak Satpam yang diketahui bernama Daval itu sambil mengusap mukanya dan mendorong gerbang. Agak tertohok dengan perkataan majikannya itu.

"NGESELIN." Gerutu Rely yang kemudian mengegas mobilnya, membuat pak Satpam istighfar dan elus dada sendiri.

BRAAK!

Pintu terbuka dengan keras, Rely sudah dihadapkan oleh dua orang didepannya. Salah satu nya adalah Antonio, pria itu berdiri dengan bersidekap dan mata yang garang.

"Rely! Darimana kamu?" Cewek itu berhenti dan memutar bola mata nya malas. "Bukan urusan lo!"

"Papa nggak pernah ngajarin kamu ngomong kasar kayak orang gak terdidik gitu ya!"

"Terus, apa yang pernah lo ajarin ke gue?"

"Bahkan, apa lo ada waktu buat gue? No!"

"REL–"

"Pa, sabar pa." Antonio sudah akan maju namun Rachel, anak nya sudah menahannya terlebih dahulu. Membuat pria paruh baya tersebut mau tak mau mengatur emosi nya dengan mata yang menyala-nyala.

Ya, Racheline Heiti Greish. Anak kandung Antonio dari selingkuhannya. Usianya terpaut dua bulan lebih tua dari usia Rely. Cewek yang juga berambut blonde itu selalu menggunakan kacamata bundar dimanapun dan kapanpun karena penglihatan yang minus.

"Sudah papa bilang, jangan pulang malam! "

"Kenapa?" Tanya Rely dengan nada meremehkan. Urat-urat di leher Pria itu mulai tampak.

"Dan jangan ke kompleks pelacuran."

Ows.

"Oh, tadi lo disana? Ga heran sih!" Perkataan nya barusan membuat wajah Antonio semakin pias.

"RELYCIA!"

"Apa? Gue gak aneh-aneh kok, gue ga jual diri kayak yang lonte itu lakukan sampe lahir anak hina, sehin—"

PLAAK.

Satu tamparan mendarat dipipi cewek yang tengah meringis itu. Sakitnya masih tak sebanding dengan sakit hatinya selama ini.

"LO BAJINGAN ANTONIO GREISH! LO GAK LEBIH DARI BINAT–"

PLAAK.

Satu tamparan lagi mendarat mulus dipipi kanan nya, namun kali ini dari anak malaikatnya. "Sekali lagi lo hina bokap gue, lo abis Rel!"

"OH, MULAI BERANI LO? CARI MUKA LO? DASAR ANAK HARAM!"

Rachel yang sudah mengangkat tangannya bermaksud ingin menampar lagi, secepat kilat ditepis oleh Rely. "Lo pikir lo siapa nampar-nampar gue? Hah? Jan belagu dong, kakz." Ucapnya lirih.

"Dia papa kita Rely! Hormatin dikit kek! Lo gak tau gimana sakit nya perasaan papa waktu lo bilang gitu? Lo anaknya."

Mendengar tuturan Rachel, Rely hanya tertawa sinis sambil tangan yang masih mengelus permukaan pipi. "Kenapa. Lo. Peduli? Oh. Warisan ya? Haha."  Kemudian berbalik menaiki anak tangga menuju kamarnya.

RELYCIOUSWhere stories live. Discover now