MAS AL!

3.1K 265 52
                                    

"Ekhahahha." Tawa Andin memeluk Al.
"Terima kasih mas, kamu selalu bisa membuat aku kembali tertawa saat aku sedih." Sahut Andin.
"Sama-sama, itu sudah menjadi tugas saya." Sahut Al.
"Oiya Ndin, tadi Nisa nunjukin sesuatu ke saya." Sahut Al.
"Apa?" Tanya Andin melepas pelukannya.
"Ini." Jawab Al sembari menyodorkan 1 lembar foto.
Andin sangat terkejut melihat foto itu. Bagaimana tidak, di dalam foto itu ada dirinya dan juga Andre.
"Nisa dapet dari mana foto ini?" Tanya Andin.
"Dia bilang, ini jatuh dari sakunya Andin." Sahut Al.
"Dari mana Andin dapet foto ini?" Tanya Andin.
"Mungkjn dari Andre." Jawab Al.
"Oiya Ndin, saya lihat di foto ini kalian romantis ya. Lagi ulang tahun Andre ya?" Sahut Al.
"Apaan si mas. Iya itu ulang tahun dia." Jawab Andin.
"Kuenya kamu yang buat?" Tanya Al.
Andin mengangguk.
"Ko kamu tau?" Tanya Andin.
Al membalikan foto itu dan tertulis.

Thank you Andin kesayangan Andre. Kuenya lucu aku suka, makasih ya kamu udah sempet buat kuenya. Maafin aku karna aku udah nyakitin kamu.
Luv Andre 🖤

Deg!
Andin jadi teringat lagi dengan kejadian di hari itu.
"Sudahlah mas, kejadian itu lah yang paling aku benci." Sahut Andin dan mengeluarkan sebutir air mata.
"Kenapa?" Tanya Al penasaran.
"Di hari itu juga, aku tau dia selingkuh." Jawab Andin.
"Ssttt udah jangan nangis, maafin saya ya. Saya jadi membuka lembaran lama kamu lagi." Sahut Al.
Andin mengangguk.
"Setelah menutup hati, kau datang kepadaku tiba-tiba tanpa dosa." Batin Andin.

***
Hari ini adalah hari senin, tetapi Nisa mendapat jadwal libur dalam jangka waktu yang cukup lama, 1 minggu. Berhubung Nisa libur, jadi Al dan Andin melakukan rencana untuk ke Jakarta dan memberi tau tentang kehamilan Andin.

Perjalanan mereka kali ini sungguh menenggangkan, bagaimana tidak, hari ini mereka akan bertemu dengan mama Rosa setelah hampir setengah tahun tak bertemu dan tak bertukar pesan.

Akhirnya mereka sampai di Jakarta dan sudah tepat di depan rumah Pondok Pelita.
"Dad, kita ke rumah grandma?" Tanya Nisa.
Al melihat Nisa lewat kaca.
"Iya sayang, tapi cuman sebentar. Kamu tunggu disini aja ya, mommy and daddy aja yang turun." Jawab Al.
"Tapi aku mau ketemu grandma." Sahut Nisa.
"Sayang, nanti dari sini kita jalan-jalan mau?" Tanya Andin.
"Mau mom yeyyyy. Kita berenang ya." Sahut Nisa.
"Okeh kalau gitu. Nisa tunggu di mobil aja sama ncus ya." Sahut Andin.
"Okeh mom." Jawab Nisa.
Al dan Andin pun turun dari mobil dan melangkahkan kaki ke dalam rumah, tak lupa Al selalu menggandeng Andin.

"Assalamualaikum." Sahut Al.
"Waalaikumsalam." Jawab Rosa.
"Mah." Sahut Andin.
"Al my son." Sahut Rosa, ia memeluk Al tetapi tidak memeluk Andin. Andin di cuekin.
"Masuk." Ajak Rosa.
"Gak usah mah, kita kesini sebentar aja." Sahut Al.
"Ooo, Nisa gak diajak?" Tanya Rosa.
Al tak menanggapi pertanyaan tersebut.
"Hmm mah, kita kesini mau kaish tau kalau Andin lagi hamil 7 bulan. Doakan semoga lancar ya ma." Sahut Al. Rosa yang mendengar itu langsjng melirik Andin dan perut Andin.
"Oh God, cucu ke dua ku. Apa aku bisa bertemu dengan cucuku nantinya?" Batin Rosa.
"Iya mah, mohon doanya ya." Sahut Andin dan di balas anggukan saja.
"Kalau gitu, kita pamit ya." Sahut Al.
"Al wait, boleh mama ketemu dengan Nisa?" Tanya Rosa.
"Boleh ma." Jawab Andin.
"Saya tanya Al bukan kamu. Lagi pula Nisa itu anak Al." Sahut Rosa.
"Mah, Nisa itu anak aku dan Andin. Kalau gak ada Andin juga gak ada Nisa kan. Cukup lah mah bersikap seperti ini." Sahut Al.
"Al tapi Nisa memang anak kamu kan?" Tanya Rosa.
"Cukup mah, aku sama Andin pamit dulu. Nisa lagi gak bisa ketemu siapa-siapa. Assalamualaikum." Sahut Al kemudian menggandeng tangan Andin.
"Waalaikumsalam." Sahut Rosa.

"Ncuss mommy sama daddy udah dateng." Sahut Nisa.
"Iyaa tuh udah dateng." Jawab Mirna.
Al dan Andin masuk kedalam mobil.
"Okeh, jadi kita berenang nih?" Tanya Al.
"Iya dong dad, lets go." Sahut Nisa.
"Hahahah okeh." Tawa Andin.

***
Kini mereka sudah sampai dimana tempat yang mereka tuju. Mereka mempersiapkan diri untuk turun tetapi Al meminta agar Al duluan saja yang turun untuk membeli tiket.

"Ndin, kalia tunggu disini dulu ya. Saya mau beli tiket dulu. Kasian kamu kalau harus nunggu, itu rame soalnya." Sahut Al.
"Oke mas, hati-hati ya." Sahut Andin.
"Iya." Jawab Al. Al mulai melangkahkan kakinya turun dari mobil dan melihat kanan kiri apakah ada mobil untuk memastikan aman. Setelah aman Al menyebrangi jalan dan menuju loket tiket.

Setelah selesai ia kembali menuju mobil untuk menjemput Andin dan Nisa juga Mirna. Al langsung berjalan begitu saja tanpa melihat kanan kiri karna ia melihat Nisa yang keluar jendela lalu bertepuk tangan. Tanpa disadari ada mobil yang sedang melaju kencang dari arah kanan dan tak ada yang melihatnya, laluu..

Brughh!
Al terlempar cukup jauh membuat Andin sangat syok melihat itu.
"MAS AL!" Teriak Andin, dengan cepat ia turun dan menghampiri Al yang sudah terbaring lemah di aspal dengan tubuh yang penuh luka dan darah. Disusul oleh Nisa yang menangis kejer.
"Daddy hiksss." Tangis Nisa.
"Mas Al, ya Allah mass kamu yang kuat ya kita ke rumah sakit." Sahut Andin panik dan menangis. Di kondisi ia sedang hamil cukup sulit ia berjongkok tapi ia paksakan agar ia dapat memangku kepala Al yang sudah berlumuran darah.
"Bu bos, saya sudah telfon ambulance, kemungkinan sebentar lagi sampai." Sahut Mirna.
Andin mengangguk dan fokus kepada Al agar tidak memejamkan matanya.

Banyak orang yang melihat itu dan ada orang yang sedang meminta pertanggung jawaban dari penabrak.
"Pak, udah pak gak usah. Saya sudah memafkan bapak." Sahut Andin yang masih menangis.
"Mas, kamu bertahan ya. Aku mohon, ingat sama aku, Nisa dan juga calon anak kita ya. Aku mohon jangan menutup mata ya." Sahut Andin yang terus menangis.
"Daddy, daddy harus kuat ya." Sahut Nisa yang menangis juga.
"N-Ndin." Sahut Al terbata-bata.
"Apa, apa mas?" Tanya Andin.
Al memegang pipi Andin dengan sekuat tenaga.
"Ma-maafin saya ya. Mung-mungkin saya be-lum jadi su-ami yang baik u-ntuk kamu. Jaga d-diri ya." Sahut Al terbata-bata. Dengan cepat Andin menggeleng.
"Ssttt jangan ngomong gitu, kamu adalah suami terbaik untuk aku." Sahut Andin yang menangis.
"Ni-sa, jaga-in mom-my ya." Sahut Al dan di balas anggukan. Setelah mengatakan itu Al memejamkan matanya.
"Mas, mas Al." Sahut Andin.
"Mas Al bangun mas. Hiksss." Tangis Andin.
"MAS ALLL...! Hiksss". Teriak Andin.
"Daddy." Tangis Nisa.

Tak lama ambulance datang dan membawa Al menuju rumah sakit.

***
Sesampainya di rumah sakit, Al langsung di larikan ke UGD dan di tangani dokter. Andin, Nisa dan Mirna menunggu di luar ruangan UGD.

***
ADUHHH KEADAAN AL GIMANA YA?

HAI GUYS, THANK YOU YANG UDAH BACA DAN SELALU SUPPORT AKU YA N JANGAN LUPA FOLLOW.

OIYA SORRY KALAU MASIH BANYAK KATA YANG TYPO ATAU KURANG BERKENAN. JUGA MENGENAI JAKSA-JAKSA AUTHOR GAK NGERTI JADI AUTHOR NGARANG YA :)

HAPPY READING❤️‍🔥

Enjoy My Life With You ( season 1&2 ) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang