Koper

1.3K 163 20
                                    

"ANDIN, DENGERIN SAYA GAK? SAYA INI SUAMI KAMU, KAN SAYA UDAH BILANG BELINYA MALAM AJA SEKALIAN MAKAN MALAM!" Bentak Al.

Mendengar itu, Andin cukup terkejut dan tetesan air mata itu mulai mengalir dari mata Andin. Tak ada suara tangisan itu namun sangat menyakitkan ketika Al tau kalau Andin menangis karena bentakan dirinya.

"Ya Allah Al tolol lu." Batin Al sembari memegang kepalanya.

"Ndin, maafin aku ya. Maaf tadi udah bentak kamu." Sahut Al dengan low tone nya.

Andin tak menjawab. Andin duduk dan langsung berjalan menuju kamar mandi. Al yang melihat itu mencoba memanggil Andin, tapi nihil Andij tak mau menjawab.

Al mencoba mengetok pintu kamar mandi dan mencoba berbicara dengan Andin.

"Ndin, sayang. Aku minta maaf ya, yaudah kita beli sekarang ya gudeg nya. Ayuk siap-siap." Sahut Al.

Ekspetasi Al adalah Andin langsung keluar dan senang. Tapi tidak, di dalam sana mood Andin sudah hancur dan sudah tak ingin makan gudeg. Andin terus menangis di atas closet. Ia terduduk disana, agar tak lelah berdiri.

Al sudah menunggu di depan kamar mandi selama 20 menit. Tapi, Andin tak kunjung keluar. Akhirnya Al memutuskan untutk duduk di ranjang dan memesan gudeg online. Sungguh Al benar-benar bingung menghadapi Andin sekarang.

Kini, Andin sudah keluar dari kamar mandi dan tentu dengan matanya yang sembab itu. Andin tidak menghampiri Al, ia malah mengambil kopernya dan keluar dari kamar hotel. Dengan cepat Al menahan Andin, tapi Andin tak menghiraukannya.

Hingga di depan lift, ia bertemu dengan kedua anaknya. Tentu Nisa dan Varo memiliki tanda tanya tentang hal ini. Bagaimana tidak, mommy nya itu keluar dengan mata yang sembab dengan membawa koper milik mommynya.

Andin juga keluar dengan tatapannya yang kosong, di tambah Al yang mengejar di belakangnya. Sunggu Nisa dan Varo ingin bertanya, tapi ini bukan waktu yang tepat. Jadi mereka memilih untuk mengejar mommynya itu.

Dengan cepat Varo mendapatkan dan langsung menahan mommynya agar tak masuk kedalam lift.

"Mom, mommy mau kemana?" Tanya Varo.

"Iya mom, kan kita mau makan gudeg disini." Sahut Nisa.

"Mommy udah gamau makan itu, mommy mau pulang aja. Awas." Jawab Andin sembari melepas genggaman tangan Varo.

Lift terbuka dan Andin dengan cepat masuk kedalam lift. Al tak keburu menahannya, karena tadi ia harus menolong pelayan karena tadi ia menabraknya.

"Kalian beresin barang-barang kalian. Jangan lupa ambil koper yang dikama daddy." Sahut Al.

"Okay." Jawab Nisa dan Varo.

Dengan cepat Varo dan Nisa kembali ke kamar. Lalu Al, menuruni anak tangga lewat tangga darurat untuk mengejar Andin.

Untung saja keburu. Andin yang baru saja akan naik taksi, di tahan oleh Al. Ia langsung memeluk Andin begitu erat dan meminta maaf. Tapi, Andin menolak pelukan itu. Andin memberontak dan membuat pelukan itu lepas. Andin juga menginjak kaki Al dan langsung masuk kedalam taksi. Koper milik Andin sudah ada di bagasi taksi.

"Andinnn." Teriak Al.

Varo dan Nisa juga sudah sampai di lobby. Mobil juga sudah datang, dengan cepat ia mengejar mobil Andin. Andin menuju bandata untuk pulang ke Bandara.

Andin sudah sampai terlebih dahulu dan sudah memesan tiket. 5 menit setelahnya Al dan 2 anaknya itu baru sampai, ia langsung mengecek pesawat Andin. Setelah tau, dirinya juga memesan tiket di pesawat yang sama.

***

Mereka semu sudah sampai di Jakarta, Andin belum tau kalau mereka satu pesawat. Andin turun begitu saja tanpa mengiraukan siapapun. Hingga tangannya di tarik ketika berjalan menuju pengambilan koper.

"Awsss." Ritnih Andin.

Andin melihat laki-laki yang menarik tangannya. Ternyata, itu suaminya. Al langsung menarik Andin menuju mobil mereka dan koper akan di bawa oleh Varo dan Nisa.

Kini mereka sudah sampai di rumah dan Al langsung membawa Andin ke kamar. Kesabarannya cukup habis dengan kelakuan Andin. Ia benar-benar marah sekarang.

Sampai di kamar, Al mengunci pintu kamar dan mendudukan Andin di ranjang. Ia duduk di hadapan Andin dengan kursi yang ada di kamarnya. Al menatap tajam mata Andin dan tentu dengan raut wajah marah.

"Ndin, kesabaran saya sudah habis dengan kamu. Saya sudah berusaha menuruti mau kamu. Apa bisa kamu ngertiin saya sedikit aja? Bisa kamu dengerin saya? Kamu EGOIS Ndin!" Sahut Al.

Andin benar-benar tak ingin menjawab, ia hanya menunduk dan menangis.

"Ndin, jawab saya ya. Saya udah gak mau bertengkar sama kamu ya, saya minta maaf kalau ada salah sama kamu." Sahut Al kemudin pergi meninggalkan Andin sendiri di kamar.

Andin yang mendapat pertanyaan itu, bertanya-tanya dengan dirinya. "Apa aku egois?" Tanya Andin.

Andin menyandarkan kepalanya di headboard dan kembali menangis sembari mengelus-ngelus perut buncit miliknya.

Sore berganti malam dan malam ini Andin dan Al tak ada yang membuka suara. Hanya kesunyian yang terdapat di dalam sana. Sungguh, keadaan yang sangat tidak diinginkan oleh mereka berdua.

Malam ini penuh kekecewaan bagi Al dan Andin. Malam yang paling melelahkan.

***

Haduhhhh mereka bertengkar gess😭😭

HAI GUYS, THANK YOU YANG UDAH BACA DAN SELALU SUPPORT AKU YA N JANGAN LUPA FOLLOW.

OIYA SORRY KALAU MASIH BANYAK KATA YANG TYPO ATAU KURANG BERKENAN.

HAPPY READING❤️‍🔥

Enjoy My Life With You ( season 1&2 ) [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ