1. I'm Queen

120 100 84
                                    

Kenalin gue Xerviligun, Lo bisa panggil gue Guns. Jadi ini sebenernya bukan cerita pertama gua, Lo bisa liat ada cerita yg berjudul
"Alladin untuk Jasmine"

Sebenernya gue pingin lanjutin, tapi next time aja. Setelah ini selesai.

So, salken, and enjoy on this story.

.


Sudah sepuluh menit Jay berada di lapangan sekolah dengan tangan yang hormat kepada bendera merah putih kebanggaan bangsa. Matanya itu memandang tajam kearah atas, menatap seorang gadis yang sedang memperhatikan dirinya dengan wajah yang meledek. Gadis itu tertawa, melihat wajah Jay yang sudah memerah karena hawa panas disana. Sorot matanya yang tajam, terlihat sangat lucu di mata Naya.

"Semangat ya Jaynudin"
Teriak Naya yang langsung disusul tawa olehnya.

Jay yang semakin kesal dibuatnya, langsung berjalan cepat menuju Naya yang sedari tadi meledeknya. Ia tak perduli dengan hukuman sialan itu lagi.

"Jay, Jay sabar Jay. Gue bercanda doang"
Ucap Naya dengan tangan mengadah kedepan, menahan Jay agar tidak semakin mendekat kearahnya.

"Gausah ngeledek in gue lo!"
Cetus Jay menggapai tangan Naya, dan menyeretnya agar mengikuti dirinya.

"Ih sakit Jaynudin, gue bilangin guru nih"

"Bodoamat!"

Jay menyeret tangan Naya yang sedari tadi masih saja menolak untuk beranjak pergi bersama Jay. Tenaganya memang kuat, namun tenaga Jay lebih kuat darinya. Ia hanya bisa menahan kedua kakinya, yang membuat Jay menyeret Naya.

"Ibu tolong Bu, Jay tarik-tarik tangan saya"
Teriak Nay didepan sebuah kelas yang sedang melakukan pelajaran.

Mendengar ada suara bising didepan kelas. Guru dengan kacamata pink itu segera melangkah keasal suara. Se isi kelas mulai kepo dan memerhatikan sang guru yang tengah membuka pintu dengan sedikit emosi.

"Hei kalian berdua, ngapain malah keluar kelas?"

"Guru kalian mana? Bukannya belajar!"
Sambungnya membuat Jay menghentikan langkahnya. Naya menepiskan tangan Jay, dan merasakan sedikit sakit dipergelangan tangannya.

"Ini Bu Jay tarik-tarik tangan saya, diakan lagi di hukum sama Pak Anton"
Tukas Naya menunjuk kearah Jay yang terlihat santai.

"Lo juga ngapain keluar-keluar kelas Kuntet"
Balas Jay dengan sedikit penekanan di akhir.

Naya melotot mendengar ucapan Jay barusan, lalu memukul dadanya membuat Jay meringis. Bu Tuti yang merasa jengah dengan sikap kedua makhluk didepannya. Tak segan-segan menyeret mereka berdua ketengah tengah lapangan. Naya menuruni tangga dengan hati-hati, Jay tetap santai. Karena ini bukan pertama kalinya ia diseret oleh guru. Apalagi masuk ruang BK, yang sudah seperti rumah nenek baginya.

"Ibu Nay kan nggak salah Bu, tadi Nay cuma abis ke toilet Bu bener deh!"
Ungkap Naya dengan wajah yang serius. Gadis itu sangat tak suka dengan hukuman sebenarnya.

"Udah jangan banyak ngomong kamu Naya, cepat berdiri yang tegak"
Cetus Bu Tuti menghiraukan ucapan Naya yang terdengar sungguh-sungguh. Mau tak mau, Naya pun hanya bisa pasrah dengan ucapan guru yang terkenal killer di sekolahnya.

Jay tertawa melihat Naya yang menyedihkan, dengan wajah yang ditekuk dengan nafas yang memburu. Pastinya ia sangat marah, namun itulah yang Jay inginkan. Ia ingin membuat Naya dihukum juga bersamanya.

"Emang enak"
Kata Jay tanpa ada balasan dari Nay.

"Enakkan, makanya gausah ngeledek in gue"

"Brisik lo, gara-gara lo nih. Udah tau gue ada ulangan harian"

Jay tertawa, ia benar-benar sangat puas.
"Mampus"

"Lo kalo mau ribut gausah kaya gini. Gue gasuka panas-panasan"

"Padahal gue suka loh olahraga panas yang bikin berkeringat"
Balas Jay semakin membuat Naya kesal. Musuhnya itu memang sangat brisik, dan tak mau kalah.

'Tringg'
Bel kehidupan berbunyi, semua murid mulai keluar kelasnya. Memenuhi koridor sekolah sebelum akhirnya memenuhi kantin yang menjadi tempat paling asik disekolah. Naya hanya bisa menahan malu melihat banyak orang yang menatap kearahnya. Berbeda dengan Jay yang terlihat tersenyum-senyum bodoh kearah teman-temannya. Naya bersumpah, ia akan membalas kelakuan Jaynudin ini.

.

"Nay lo serius nih?"
Tanya seorang gadis yang tengah mengikuti Naya kearah kelas yang kosong didalamnya.

Dengan mengendap-endap kedua orang itu mulai memasuki kelas, entah apa yang ingin mereka lakukan yang pastinya akan membawa bencana besar.

.


Penasaran ga? Sama gue juga.

- Guns.

QnA : Musuh Jadi CanduOnde histórias criam vida. Descubra agora