4. Peduli

12 8 14
                                    

Pun10 gayn~
Aing baru balik lagi, sok mangga dibaca.
Sebelum aing ngilang lagi.
:D

Baca ampe abis, yg abis boleh nambah
.

"Tin.. Tin.. minggir!"

Terdengar suara klakson nyaring dari sebuah motor berwarna biru putih itu, gadis dengan helm Hitam yang tengah mengendarai motornya layaknya seorang Valentino Rossi. Menyalip sana sini tanpa memikirkan keselamatan diri, membuat beberapa pengendara menjauh darinya.

"Muke gile, gua kecipratan nih!"
Teriak seorang pejalan kaki yang terkena cipratan air dari genangan yang barusan Naya lewati.

"Maaf Pak"
Sahut Naya berteriak.

"Duh ilah, jadi kotor kan baju gua. Sial bener sial bener"
Sambungan lelaki itu dengan logat Betawinya.

Naya meringis, betapa bodohnya ia. Kalau saja ia tidak menonton film hingga jam setengah 3 pagi, mungkin ia sudah duduk anteng disekolah. Naya kesiangan, dan kini jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat, sudah dipastikan ia terlambat. Jika saja tidak ada ulangan disekolah, Naya lebih baik tidak sekolah dari pada harus kesiangan. Bukan malas, tapi jarak dari rumah dan sekolah nya cukup jauh. Lagipula gerbang sekolah sudah ditutup, jika sudah lewat pukul 7. Murid yang telat dinyatakan Alfa dan tidak boleh masuk tanpa ada keterangan yang jelas.

"Mampus gue, mampus"
Runtuk Naya menatap gerbang yang sudah tertutup rapat.

Ia menatap kearah pos satpam, tidak ada orang sama sekali. Disisi lain Naya senang, disisi lain juga ia bingung bagaimana cara agar ia bisa masuk sekarang. Gerbang sekolah nya itu cukup tinggi, tembok-tembok nya pun tinggi. Bisa saja Naya memanjat, resikonya ia akan terjatuh keatas aspal yang keras itu.

"Hayo, telat ya"
Ucap seseorang tiba-tiba membuat jantung Naya dag dig dug ser.

"Ih Saputra!"
Cetus Naya dengan muka melas pada musuhnya itu.

Jay tertawa puas melihat wajah pucat Naya setelah dikagetkan olehnya. Wajahnya terlihat pucat pasi ditambah dengan rambut acak-acakan. Seragamnya pun juga sedikit berantakan, ia berfikir pasti Naya habis buru-buru mengejar waktu.

"Cie telat, nungguin gue ya?"
Lirih Jay dengan pede nya. Membuat Naya seketika merasakan mual diperutnya. "Ogah banget".

"Enak kali ya di hukum BK"

"Jangan ngada ngada ya. Gue ada ulangan!"
Sahut Naya garang.

"Ada ulangan bukannya dateng pagi malah siang-siang, ganiat sekola lo mah!"

"Setidaknya gua masih niat, daripada lo gak niat sama sekali"
Cetus Naya memandang tajam Jay. "Masa sekolah pake sendal, baju dikeluarin, muka lebam. Ehh-"
Ucap Naya terhenti setelah melihat beberapa lebam yang terdapat di wajah Jay.

"Lo kenapa Jaynudi?!"
Kata Naya sambil meraup wajah Jay ditangannya.

Naya memperhatikan itu dengan seksama, lalu mencoba meraba letak lebam. Membuat Jay berpura-pura meringis kesakitan agar dapat melihat wajah Naya yang terlihat sangat menggemaskan saat ini. Manik matanya tak henti-hentinya memandangi beberapa spot luka diwajah mulus Jay.

"Lo abis maling Jay?
Tutur Naya seketika membuat Jay menatap masam dirinya.

"Enak aja, sembarangan!"
Ketus Jay sambil menyingkirkan tangan Naya. Namun Naya kembali menarik wajah Jay dengan sedikit kasar.

"Diem dulu, gue pingin liat doang!"

Jay hanya bisa menghela nafas pasrah dengan kelakuan aneh musuh bebuyutannya ini.

Bạn đã đọc hết các phần đã được đăng tải.

⏰ Cập nhật Lần cuối: Nov 04, 2021 ⏰

Thêm truyện này vào Thư viện của bạn để nhận thông báo chương mới!

QnA : Musuh Jadi CanduNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ