PART 7

8 8 0
                                    

 Jangan lupa untuk vote, komen di setiap paragraf dan share cerita ini ke teman teman kalian ! Don't be a silent reader !


Selamat Membaca


***

PART 7

Sabarlah, karena semua akan indah pada waktunya. Jika belum indah juga? Bersabarlah. Sampai kapan? Sampai semua akan indah pada waktunya. Jika belum juga? Tetaplah bersabar. Begitu saja terus? Iyah, kalimat ini akan begitu terus terulang ulang. Karena memang pada dasarnya kesabaran tidak mempunyai batas. Hati sendiri yang membatasinya.

- vina putri briliana.

***

Jarum jam baru menunjukkan pukul empat dini hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jarum jam baru menunjukkan pukul empat dini hari. Tapi, vina sudah bangun dari tidurnya. Entah ada angin darimana yang membuatnya bangun sedini ini. Padahal vina adalah orang yang sangat kebo bahkan membangunkannya saja membutuhkan waktu yang sangat lama dan kesabaran yang ekstra.

Vina sudah bangun sepenuhnya, nyawanya sudah terkumpul tapi ia belum berniat untuk bangkit dari ranjangnya. Ia bergerak kesisi ranjangnya untuk lebih dekat dengan kelvin.

Vina menyandarkan punggungnya di kepala ranjang dan menatap ke arah kelvin yang masih tertidur dengan pulas di bawah dengan kasur tipisnya. Wajah kelvin terlihat sangat damai dan polos layaknya seorang anak bayi. Berbeda jauh kalau sifat menyebalkannya sudah mulai.

Tidak terasa, vina sudah menghabiskan waktu selama satu jam tiga puluh menit hanya untuk menatap wajah kelvin yang damai.

Vina lalu bangkit dari tempat tidur. Setelah berdiri di atas lantai, vina merengangkan badannya terlebih dahulu lalu bergegas memeriksa ponselnya, setelah itu kembali meletakkannya di atas nakas.

Vina jongkok di sebelah kelvin dan mulai menggoyang goyangkan tubuh kelvin agar segera bangun dari tidurnya.

"Kelvin, ayo bangun. Kelvin, bangun." Vina beralih dengan menampar pipi kelvin pelan.

"hmmm." Kelvin hanya bergumam pelan lalu mulai menurunkan selimutnya sehingga tubuh atletisnya terlihat jelas di depan mata vina.

Langsung saja vina kembali menarik selimut kelvin ke atas. Tindakan vina barusan sukses membuat kelvin langsung melirik vina dengan sekilas. Lalu tersenyum tipis dan menurunkan selimutnya lagi dengan gerakan cepat.

"kelvin, selimutnya jangan diturunkan. ihhh" Vina kembali menarik selimut kelvin dengan kesal. Pipinya sudah memerah sekarang.

"hmm." Kelvin menurunkan selimutnya lagi.

"Nyebelin lo kumat ya. Sekarang lo buruan mandi duluan sana !!" vina hendak bangkit dengan arah mata yang tidak mengarah kepada lawan bicaranya.

"hari ini nggak usah ke sekolah yaa. Istirahat dulu untuk satu hari, badan gue pegal banget." Kelvin bangkit dari baringnya. Kini ia sudah duduk sembari menggaruk garuk dada bidangnya.

KELVINA (On Going)Where stories live. Discover now