BAGIAN 19

541 111 12
                                    

"Altair gak masuk, lagi?"

Ellif menggeleng menjawab pertanyaan sahabatnya itu, mereka baru saja selesai pelajaran wali kelas mereka, dan akan berangkat ke kantin.

"Masuk kok, cuman lagi bolos."

"Sama siapa?" Pasalanya Starla melihat ada Daffa dan Dias di kelas.

"Sama anak kelas sepuluh, katanya sih."

"Dimana ya kira-kira." Gumam Starla.

Ellif menyerit. "Buat apa bego? Lo mau samperin dia?"

"Iya, bokap gue gak ngasih izin kalo Altair gak ikut." Jawab Starla dengan jujur.

Ellif menahan tawanya mendengar itu, dia menatap jahil pada sahabatnya. "Cie, udah di kasih lampu ijo nih bokap Lo. Jangan-jangan anaknya juga udah buka hati ya?"

Starla mendengus. "Gak gitu konsepnya,"

"Dias, Altair bolos kemana?"

"Ada di waraga dia," Sahut Dias sambil menghampiri keduanya.

"Lo mau kesana?"

"Emang kenapa? Lo mau ikut?"

Starla mengangguk cepat. "Iya, gue ada urusan sama dia."

"Urusan hati ya, La?" Tanya Daffa dengan jahil.

Starla menatap mereka malas, "Ini nggak seperti apa yang ada di pikiran kalian."

Mereka tertawa dengan kencang, sangat puas menjahili Starla yang mudah terpancing emosi.

"Jadi gimana, Lo mau kesana gak?"

Dias mengangguk, dia memberikan kode pada Daffa, memberi tahu bahwa dirinya akan istirahat di waraga. Daffa mengangguk dan mengiring Ellif menuju kantin.

"Ayo, Al bakalan seneng lo nyari dia."

"Tapi gue terpaksa." Gumam Starla.

"Alah, mata Lo gak bisa bohong Kalo Lo kangen dia." Sahut Dias sambil terkekeh.

"Mana ada anjir!"

Dias terkekeh, lalu mengajak Starla berjalan menuju Waraga yang tempatnya ada di samping sekolah mereka.

"Gapapa kan jalan sini?" Tanya Dias saat mereka sudah ada di belakang gedung sekolah, di sana ada salah satu tembok yang berlubang besar, sepertinya itu adalah hasil kelakuan anak-anak yang sering membolos.

"Gapapa, gue malah baru tau ada tembok ini."

"Ini udah ada turun temurun." Dias terlebih dulu melewati tembok itu, lalu mengulurkan tangannya pada Starla untuk ikut menyusul.

"Praktis banget, gak perlu manjat." Komentar Starla saat mereka berhasil keluar.

"Iya, soalnya kan cewek juga banyak yang suka bolos." Dias menutup kembali barang-barang yang menutupi tembok itu.

"Ayo,"

Starla mengangguk, lalu berjalan menuju ke depan, tepatnya waraga. Bisa Starla lihat, disana ada Altair yang sedang merokok di salah satu meja yang berisi tiga laki-laki dan tiga perempuan sedang tertawa bersama. Juga ada beberapa gerombolan cowok-cowok yang juga membolos disini.

"Mereka cewek yang suka bolos?"

Dias mengangguk. "Iya, mereka sering banget gue liat disini."

Starla mengangguk, lalu menghampiri temannya yang memunggunginya itu. Jujur saja, Starla baru tahu jika Altair itu perokok, selama ini dia kira Altair tidak menyebat.

BUKAN FRIENDZONE (SQUEL LIGHTERS)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu