32|duh...

18 5 0
                                    

Bismillah...

Happy reading^^
Di bawahnya rembulan, di bawahnya jutaan bintang, di bawahnya langit yang kelam tapi tak sekelam hidup kalian.

Eh..

Di tempat yang sama dekor lilin yang masih terpasang indah, kini mereka berbaring di atas rerumputan yang sedikit basah akibat embun malam serta memandangi bintang-bintang yang berkelip indah di atas sana.

"Lo suka suasana ini?"ucap Rezi membuka pembicaraan setelah beberapa menit hening.

"Damai"lirih Novi yang kini masih menatap bintang-bintang, berharap salah satu bintang yang bersinar terang itu adalah via.

Rezi tersenyum hangat, akhirnya.

"Via..."lirih Novi.

Rezi yang samar-samar mendengar ucapan Novi melirik Novi penuh tanya.

"Via kenapa?"tanya Rezi pelan namun terdengar Novi.

Novi mengerutkan keningnya menghadap rezi yang kini juga menatapnya penuh tanya.

"Lo kenal Ade gue?"tanya Novi balik.

"Eh.. engga kok"elak Rezi.

"Ja-"

"Salah denger kali Lo"kekeh Rezi memotong ucapan Novi.

Novi membuang muka kesal.

Rezi tersenyum janggal dan langsung merapat ke arah Novi yang kini duduk menatap bintang-bintang.

"Ga dingin?"

"Hangat kok"ucap Novi lalu tersenyum paksa ke arah Rezi.

Rezi menggeleng kecil lalu meletakkan jaketnya di bahu Novi.

Novi terkejut lalu melirik tangan Rezi yang kini masih anteng di bahunya.

Plis jantung.

"Masih dingin?"tanya Rezi yang di balas senyum canggung Novi.

Rezi mengambil ponselnya dan mengetik cepat.

"Mau ngapain?"tanya Novi.

Rezi berhenti dari aktivitas meletakkan ponsel di sampingnya dan langsung beralih ke arah Novi.

"Kepo banget sih"ucap Rezi membuat Novi mendengus malas.

Selang beberapa menit akhirnya orang suruhan Rezi datang dengan membawa beberapa kayu dan sebuah lampion besar.

Novi mengangkat sebelah alisnya bingung,bukan kayu melainkan lampion.

Untuk apa?

Setelah orang suruhan Rezi telah memasang api unggun yang tak terlalu besar, Novi langsung menampakkan raut wajahnya yang penuh tanda tanya.

"Sini dulu"ucap Rezi yang kini sudah di depan Api unggun mencari kehangatan.

Mau tak mau Novi mengikuti Rezi dan berjongkok di samping Rezi.

"Itu untuk apa?"ucap Novi melirik lampion tersebut.

"Lampion?"tanya balik Rezi di angguki Novi.

Rezi menggedikkan bahunya"Sosis untuk Lo"ucapnya seraya memberikan satu tusuk sosis bakar.

Novi berdecak malas dan langsung menyambar sosis tersebut dengan kasar.

"Harapan Lo apa?"tanya Rezi setelah menelan sosis bakarnya dan memakannya lagi.

"Banyak"jawab Novi menggigit sosisnya kembali.

"Setelah ini Lo bisa nulis harapan Lo dan selipkan di amplop ini"Rezi memberikan kertas,pena dan amplop yang ia maksud.

JABATAN(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang