6-pertama?

13 2 19
                                    

Zelar sudah sadar setengah jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zelar sudah sadar setengah jam yang lalu. Saat ini, kondisi Zelard juga sudah lebih membaik, walau bibirnya masih terlihat pucat pasi. Itu hal yang wajar, tapi Zelard masih bersyukur ia tak mati karena peluru tadi, jika iya, ia tak bisa membayangkan bagaimana nasib Daniel nantinya.

Lelaki itu berusaha untuk mendudukkan tubuhnya, ia sedikit meringis saat merasakan sakit di bagian perut akibat tembakan saat itu. Menoleh ke samping, seketika ia terdiam. Ia mengambil sebuah foto kecil yang berada di dalam tas hitamnya. Zelard mengamati wajah seseorang di dalam foto itu lamat, seulas senyum terukir indah di wajahnya.

"Maaf, aku tak bisa menjemputmu sekarang. Ini sangat berbahaya, aku tak ingin kau terlibat."

Apalagi menangis saat aku pergi. Karna itu, bisa terjadi kapan saja.

***

"Kakak, apa kau baik-baik saja?" Daniel memegang perut Zelard yang dilapisi perban itu pelan, sesekali ia mengelusnya sambil meringis.

Zelard tersenyum " tentu saja, aku selalu baik."

"Maafkan aku, kakak,"

"Itu bukan salahmu,"

"Tapi karena aku, kau terluka."

Zelard merengkuh tubuh kecil Daniel kedalam pelukanya. Ia menggigit bibirnya, mencoba menahan tangis.
"Kita hanya berdua, Daniel. Semuanya sudah hilang. Kau tahu?, apapun yang terjadi nantinya---"

"Aku selalu menyayangimu" bisik Zelard pelan.

Sementara seseorang diluar sana, mencoba tersenyum melihat itu. Memegang knop pintu dengan kuat, mencoba menyalurkan emosinya yang meluap.

"Kau hanya bersembunyi dibalik topengmu, Zelard. Kau hanya remaja laki-laki yang seharusnya hidup bahagia, tapi malah menjadi korban disini." ujarnya lirih.

Aku menyayangimu, tapi sayangnya kau selalu membenciku.

***

"Bagaimana keadaanmu?"

"Tentu saja baik,"

"Aku kira kau akan mati saat itu, ternyata tidak." Victor meneguk segelas soda itu seraya terkekeh pelan.

Menolehkan kepala, menatap Zelard tanpa berniat membuka suara lagi.

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku, bukan?" tebak Zelard. Sudah lama ia berteman dengan Victor, tentu saja Zelard tahu, dimana saat Victor sedang bercanda ataupun memang benar-benar bersedih.

ZELARD'S SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang