Ini tentang Zelard yang mencoba mencari dalang dibalik kasus pembunuhan berantai pada keluarganya.
What is seen is not decisive
-Apa yang terlihat bukan penentu-
***
"Aku tak akan masuk dalam lingkaran yang kau buat sendiri"
Bughhh
"Kau hanya memani...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Dunia hanyalah permainan. Karnaitu, kita harus mengikuti alurnyadan memenangkanya. Right?"
-Zelard Alexander-
***
Hiruk pikuk jalanan siang hari ini sangat padat. Terlihat tiga orang memasuki sebuah kafe lumayan besar yang terletak di pinggir jalan. Salah satu dari mereka terlihat mencolok. Rambut gelombang berwarna hitam legam yang digerai indah, kulit yang seputih susu, hidungnya yang mancung, dengan lesung pipi yang terlihat sangat cantik.
"Sudah lama sekali kau tidak kesini." Itu suara salah satu pelayan yang mendatangi meja ketiga gadis tersebut.
Perempuan berambut legam itu tersenyum tipis" Kau tahu sendiri, bagaimana kacaunya aku."
"Jangan terlalu dipikirkan. Emmm, aku punya menu baru hari ini, bagaimana?" Ucap pelayan tadi berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Ya, aku mau!" Pekik Cally kegirangan.
"Jangan berteriak, Cally. Mulutmu bau," Elle mengipaskan tanganya di depan wajah, seolah mengisyaratkan jika itu benar-benar bau.
Cally mendelik, " Enak saja!, kau tahu? aku sudah berkumur dengan bunga tadi pagi!"
"Ewhhh."
Emily--Pelayan tadi tertawa singkat melihat pertengkaran Elle dan Cally," Sudah-sudah. Jangan bertengkar,"
Lalu, matanya menatap perempuan yang sedari tadi diam sembari sedikit tersenyum melihat Elle dan Cally.
"Kau juga mau, Brice?"
"Tentu saja."
"Baiklah, aku harus segera ke belakang. Setelah selesai, aku akan mengantarkan minuman kalian kesini,"
"Baiklah, Bibi." Ucapan Cally membuat Emily melotot tak terima. Selanjutnya, tawa Cally meledak" Hahahaha, wajahmu blushing. Apa kau gugup di dekatku?"
On piece of information fo you, Cally adalah orang yang memiliki selera humor rendah.
Kadang teman-temanya menganggap Cally gila karena terus tertawa.
***
"Misi selanjutnya?, apa kau akan melenyapkan bocah itu?" Lelaki bertudung hodie hitam itu tersenyum licik menatap lawan bicaranya,"Aku tidak tahu. Tapi, aku takkan membiarkan Brice kembali jatuh pada Zelard,"
