Maka bangunkan aku
Supaya lekas kuhapus dukamu
Supaya kucabut pisau itu
Dari hatimuBiar semesta menudingku
Memang sudah selayaknya
Oleh dosaku yang bejibun: merampas senyum mataharimuOh Terra-mater
Aku bukanlah manusia sepertimu, lelaki yang berdedikasi pada kisah terapan sebagai protagonisnya, yang nahas berakhir di genggaman tak terelakkan Nathan agung
Lantas apalah makna temu, jikalau hanya sebatas semu?
Maaf, ku tak tahu; bingung dengan senyummu kala bersuakan ajal
Yang mengecupmu lembut
Lagi penuh kasih
Dengarkan
Hesiodi kepada Khaos yang menjadikannya muara Theogonia
Bintang kepada bulan yang menjadikannya citra konstanta
Bisikanmu kepada sang imitan yang menjadikannya penyair humanis
Menggila setengah mati
Ada baiknya kamu tahu tujuan sahaya menulis puisi ini
Meski bilamana hatimu hancur, sekeping demi sekeping
Diabukan oleh agniSama hal dengan kamanya Ura-Gaia
Tak sebesit pun niatku menyakitimuWahai sahabatku terkasih
Ini aku
Masih diriku
Dan mohon, janganlah jemu-jemu padaku
Karena suatu hari kita kan bersanding lagi
Seperti dahulu
__________
29 September 2021
YOU ARE READING
Serre-moi Fort
General FictionDi sini, aku menyambut kalian dalam sepucuk surat berisikan segudang imaji. Bersama kita akan melakukan tur di dunia gula-gula yang terkenal akan janji manis si Raja. Melepas penat, kita pun duduk di bawah pohon Morphia yang dengan senang hati berba...