Chapter Tiga Puluh Sembilan

86.2K 18.4K 51.3K
                                    

P E M B U K A A N

•Tokoh dalam cerita Toxic hanyalah imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL visualnya•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Tokoh dalam cerita Toxic hanyalah imajinasi penulis, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan RL visualnya•

⚠️Bijaklah dalam berkomentar⚠️



Kangen keluarganya Anjing, kan?
Hilal Toxic update tuh bisa dilihat di IG-ku. Kalau aku udah mulai tanya soal update, satu atau dua hari lagi pasti update 😶

Mamanya Anjing nih boss

Mamanya Anjing nih boss

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***















"Nggak mau putus," rengek Akbar tiba-tiba saat Mia membanting tubuh di sampingnya.

Keduanya baru saja selesai perang bantal dilanjutkan dengan Mia yang meluapkan emosi atas ulah Akbar pada mantan-mantannya.

Ngomong-ngomong usai ngeteh bersama Adel, Mia sudah tahu kelakuan si bontot itu. Wajar jika ia langsung mengamuk pada kebucinan Akbar yang ternyata sudah di level tertinggi. Selama ini, Mia tidak tahu jika Akbar melakukan banyak hal gila di belakang. Ternyata di balik Akbar yang suka berkata kasar, pemarah, dan gengsi, tersimpan kebucinan yang ditutup-tutupi. Benar-benar menggelikan mengingat bagaimana sikap cowok itu saat di hadapannya.

"Nggak denger, ketutup gengsi," ketus Mia. Ia berusaha menahan senyum melihat ekspresi wajah Akbar sekarang. Percayalah, Akbar memiliki banyak kepribadian. Akbar di hadapannya, Akbar di sekolah, dan Akbar di depan keluarganya berbeda.

"Maaf." Akbar mengatakan itu dengan suara lirih. Cowok itu tak melepas tatapan dari Mia yang kini tengkurap membalas tatapan penuh harapnya. Belakangan ini ia sangat frustrasi dan menyerah pada Mia yang menjadi alasan mengapa dirinya sekacau sekarang. Perasaannya pada Mia sudah tidak tertolong lagi.

Mia menaikkan sebelah alis. "Maaf?" beo-nya tak yakin. Satu telapak tangannya mendarat di dada Akbar, mengusap-usap lembut di sana. Hanya sebentar karena tangannya langsung diringkus oleh Akbar yang mendadak gelisah. Mia terkekeh pelan lalu bertanya, "emang lo udah tau di mana letak kesalahan lo?"

ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang